Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Arief Poyuono "Melawan", Demokrat di Pintu Keluar Koalisi Prabowo?

13 Mei 2019   19:45 Diperbarui: 13 Mei 2019   19:57 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gerindra dan aku nggak akan minta maaf ke SBY dan Demokrat. Tidak sudi ya karena SBY dan Demokrat sudah keterlaluan terhadap Prabowo dan Gerindra dalam berpolitik ya," ucap Arief Poyuono.

Waketum Gerindra, Arif Poyuono atau biasa dipanggil Poyu, tidak merasa harus meminta maaf atas kata-katanya yang meminta Demokrat didepak dari koalisi Prabowo  hingga menyinggung kasus korupsi yang menimpa keluarga SBY.

Menarik karena dari hitungan politik, polemik Poyu yang menyerang Demokrat secara gencar ini seharusnya reda setelah kemarin, Gerindra melalui  Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria meminta maaf kepada Demokrat atas pernyataan Poyuono. Riza Patria mengatakan bahwa pendapat Poyu adalah pendapat pribadi.

Poyuono tidak mau menerima pernyataan koleganya tersebut. Poyu bahkan mengatakan bahwa pernyataan maaf Riza adalah sikap pribadi, bukan sikap Gerindra.

"Nggak Gerindra minta maaf ya sama Demokrat. Kan Riza Patria yang minta maaf," ujar Poyuono.

Memang aku salah apa ya? Maling duit negara nggak. Nyari makan pakai politik nggak. Disebut-sebut namanya di persidangan kasus korupsi yang ditangani KPK juga nggak," tambah Poyuono.

Poyouno lantas berkali-kali mengatakan bahwa Demokrat seharusnya mundur, bahkan mengatakan dirinya merupakan orang yang membatalkan dipilihnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Prabowo Subianto.

"Tahu apa kader Demokrat tentang saya di Gerindra. Wong AHY saja bisa saya check out dari cawapresnya Prabowo kok," ujar Poyuono, Senin (13/5).

Mengatakan partai Demokrat sebagai seperti serangga undur-undur, mengatakan keluarga SBY yang terlibat korupsi, mengatakan AHY check  karena dirinya, membuat serangan Arief Poyuono terhadap Demokrat terlihat bertambah kencang.

Apa yang bisa kita lihat dari kisruh ini? Posisi Demokrat sepertinya sedang berada di pintu keluar koalisi Prabowo, tinggal tunggu momen yang tepat.

Mengapa? Dari cara penyelesaian konflik, kita bisa lihat bahwa posisi Arief Poyuono yang dikatakan Demokrat sebagai orang kurang penting di BPN Prabowo-Sandi, terbukti kuat, bahkan terlihat dilindungi oleh Gerindra.

Lihat saja, Gerindra tidak berani mendesak Arief Poyuono untuk meminta maaf sendiri, tapi harus melalui Riza Patria. Jika cara menyelesaikan seperti ini, dan tidak ada hukuman untuk Poyuono seperti yang diminta oleh Demokrat, ada apa sebenarnya dibalik semua ini?

Patut diduga, Gerindra memang "menyetujui"  esensi tindakan Poyuono, namun di sisi lain ingin tetap menjaga kesolidan koalisi Adil Makmur.

Jika benar demikian, ini hanya soal ketidaksetujuan metoda. Arief Poyuono dianggap beberapa elit Gerindra terlalu agresif menyerang, di saat seharusnya dapat lebih lembut, karena persepsi publik mesti digiring bahwa koalisi masih tetap solid.

Asumsi ini diperkuat dengan beberapa kali dialog yang saya saksikan antara elit Gerindra dengan elit Demokrat. Meskipun tidak secara terbuka seperti Poyuono, namun saling sindir dan sentil tetap terjadi.

Di situasi demikian, posisi Demokrat seperti sedang berada di pintu keluar koalisi. Sudah mengintip ke luar meski langkah kaki belum keluar dari rumah.

Merespon ucapan Arief Poyuono ini, Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon membalas dengan perkataan yang tak kalah pedas.

"Wow, jujur saya surprise juga mendengar ucapan Poyuono ini. Berarti Poyu bisa nyetir Prabowo. Dan Prabowo bisa disetir oleh orang seperti Poyuono untuk urusan memilih cawapres," kata Jansen kepada wartawan, Senin (13/5/2019).

Situasi dipastikan akan bertambah panas dan tentu tidak menguntungkan bagi Koalisi Prabowo.

Sumber :

1. Detik.com, "Poyuono: Riza Patria yang Minta Maaf ke Demokrat bukan Gerindra"

2. Detik.com, "Poyuono Ngaku Batalkan AHY Jadi Cawapres, PD: Berarti Prabowo Bisa Disetir"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun