Berulangkali Koalisi BPN Prabowo-Sandi  yang secara nyata terlihat gaduh, ribut di dalam kongsi, harus juga berulang kali juga mengatakan tetap solid. Ada Apa Sebenarnya?
Pertemuan para sekjen partai pendukung Prabowo-Sandi yang dilakukan kemarin sedikit menurunkan tensi polemik soal 62 persen, "setan gundul" yang dikatakan oleh Andi Arief. Pertemuan para sekjen tersebut juga seperti ingin memberi tanda bahwa koalisi masih solid.
Baru sehari, hari ini, terjadi gaduh lagi. Dua orang politisi Demokrat sekaligus mengeluarkan pernyataan yang berpotensi kembali membuat jurang pemisah bertambah lebar.
Pertama, aktor yang sama, Andi Arief kembali berkicau melalui twitter. "AHY penuhi undangan Jokowi itu hak AHY. Protes Demokrat atas 62 persen itu untuk merasionalkan koalisi adil makmur," tulis Andi Arief di Twitter-nya, Minggu (12/5/2019).
Selain menyatakan bahwa Demokrat adalah partai yang akan tetap konsisten melakukan hal yang benar, Andi Arief menyinggung beberapa partai yang dianggap menggunakan Buzzer untuk kepentingan meraih suara.
"Buat para kader dan simpatisan Partai Demokrat untuk terus berjuang dengan cara yang benar," ungkap Andi. "Partai kita tetap dipercaya rakyat meski ada dua partai yang membayar para buzzer untuk menenggelamkan dengan segala cara. Satu partai lolos PT, satunya malah gagal," tambah Andi.
Partai mana yang dimaksud Andi? Apakah partai di dalam koalisi Prabowo atau di luar koalisi? Pernyataan ini tentu akan mengundang reaksi, kita tunggu saja.
Kedua, Jansen Sitandaon. Ketua DPP Partai Demokrat ini mengatakan bahwa bergabung dengan koalisi untuk mendukung Prabowo membuat suara Demokrat turun.
"Kami 7 bulan ini sudah membuktikan serius kok memenangkan Prabowo. Bahkan karena dukung Prabowo ini suara partai kami turun. Caleg seperti saya ini tidak dipilih karena politik identitas," ujar Jansen kepada wartawan, Sabtu (11/5).
Pernyataan Jansen ini dikatakannya untuk merespon ucapan Waktum Gerindra, Arif Puyuono yang mengatakan bahwa Demokrat disebut tak berkontribusi menaikkan suara pasangan nomor urut 02 itu.
***