Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Setan Gundul Andi Arief, "Demagog" dan Bukti Keretakan Kubu Prabowo yang Semakin Nyata

6 Mei 2019   13:32 Diperbarui: 6 Mei 2019   13:44 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andi Arief dan Prabowo I Gambar : Tribun

"Dalam Koalisi Adil Makmur ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat. Dalam perjalanannya, muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi, dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen," kata Andi Arief dalam Twitter resminya, Senin (6/5/2019).

Tak ada  hujan, tak ada angin, Wasekjen Partai Demokrat (PD) Andi Arief kembali membuat heboh dunia politik nasional. Twitnya hari ini menjelaskan kembali bahwa memang ada sesuatu yang tidak normal di dalam koalisi Adil Makmur, koalisi pendukung Prabowo-Sandi.

Ada dua hal yang bisa tersirat bahkan tersurat dari cuitan Andi Arief. Pertama, soal pernyataan kemenangan dengan 62 persen yang disebutkan Prabowo dalam deklarasinya. Andi Arief menyebutnya sebagai sebuah kesesatan. Kedua, ada "setan gundul" yang membuat kacau koalisi para partai. "setan gundul" ini menurut Andi, tidak rasional, mendominasi dan sayangnya Prabowo juga mempercayainya.

Kita tidak usah terlalu membahas soal klaim 62 persen yang dikatakan Andi Arief sebagai sebuah kesesatan, karena sampai sekarang pun, kubu Prabowo masih belum terlalu terang benderang menjelaskan bagaimana meraih angka tersebut, seperti metode yang dipakai, siapa yang melakukan dan sebagainya, dibandingkan dengan hasil quick count berbagai lembaga survei, yang metodenya masih dapat kita mengerti.

Pertanyaan yang lebih menarik dibahas adalah misteri soal "Setan gundul". Apakah "setan gundul" ini berwujud individu, perorangan atau kelompok?

Jika perorangan, siapa dia, apakah dia memang berkepala gundul, atau bagaimana. Posisinya sebagai apa, dewan pengarah kah, dewan pembina, juru bicara atau hanya sekedar relawan?.

 Jika kelompok, kelompok yang mana? Andi Arief dalam cuitannya seperti mengarah bukan kepada kelompok partai, lalu kelompok yang mana?

Istilah "Setan Gundul" Pernah disebutkan oleh Nurcholish Madjid

Doktor Ilmu Politik, Direktur Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Nasional, Alfan Alfian dalam bukunya berjudul Wawasan Kepemimpinan Politik pernah membahasatentang istilah ini.

 Alfian mengatakan bahwa istilah ini dia ambil dari komentar Nurcholish Madjid (Cak Nur) saat melakukan wawancaranya dengan Tempo Interaktif (edisi 28 April-4 Mei 2003).

Cak Nur saat itu berkomentar, "Karena kita telah mengalami demokrasi, siapa pun yang dipilih rakyat, itulah pilihan kita. Memang bisa saja ada kecelakaan. Bisa saja pilihan kita adalah orang yang lemah atau orang buta huruf. Tapi itu absah. Setan gundul pun, kalau jadi presiden pilihan rakyat, apa mau dikata."

Menurut Alfian, pengertian setan gundul bisa berimpitan dengan "demagog". Sebuah kata yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti ialah penggerak (pemimpin) rakyat yang pandai menghasut dan membangkitkan semangat rakyat untuk memperoleh kekuasaan.

Cukup menarik kan?

Aristoteles sendiri pernah mengungkapkan istilah "demagog" ini di Yunani. Saat itu, Orang-orang Yunani kuno pertama-tama menemukan kata "demagog" untuk menggambarkan kelas baru pemimpin massa yang dengan cepat berkembang mengisi kekosongan kekuasaan akibat runtuhnya kelas penguasa elite negarawan.

Aristoteles sendiri lalu menggambarkan "demagog" sebagai pengganggu, serangga yang tak dapat Anda lepaskan padahal dia memiliki sengatan pahit. Sangat Mengerikan.

Siapa atau kelompok yang mana yang berlaku seperti serangga yang susah dilepaskan ini di kelompok Prabowo?

Soal "Setan gundul" ini, Andi Arief yang paling tahu namun yang pasti pernyataan Andi ini kembali menyiratkan bahwa keretakan di koalisi Adil Makmur semakin nyata.

Ketika Prabowo seperti ditinggalkan oleh partai pendukungnya, komentar Andi ini seperti memberi alasan di balik pembelotan demi pembelotan yang terjadi.

Sesudah ini, pihak BPN akan kembali lagi terkuras tenaga dan pikirannya untuk memberi penjelasan soal "setan gundul", padahal belum reda berbagai pertanyaan yang ingin mengonfirmasi ada apa di balik pertemuan Ketum PAN, Zulkifli Hasan dan Ketua Kogasma Demokrat, AHY dengan Jokowi di istana.

Koalisi Prabowo memang sudah semakin retak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun