Cak Nur saat itu berkomentar, "Karena kita telah mengalami demokrasi, siapa pun yang dipilih rakyat, itulah pilihan kita. Memang bisa saja ada kecelakaan. Bisa saja pilihan kita adalah orang yang lemah atau orang buta huruf. Tapi itu absah. Setan gundul pun, kalau jadi presiden pilihan rakyat, apa mau dikata."
Menurut Alfian, pengertian setan gundul bisa berimpitan dengan "demagog". Sebuah kata yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti ialah penggerak (pemimpin) rakyat yang pandai menghasut dan membangkitkan semangat rakyat untuk memperoleh kekuasaan.
Cukup menarik kan?
Aristoteles sendiri pernah mengungkapkan istilah "demagog" ini di Yunani. Saat itu, Orang-orang Yunani kuno pertama-tama menemukan kata "demagog" untuk menggambarkan kelas baru pemimpin massa yang dengan cepat berkembang mengisi kekosongan kekuasaan akibat runtuhnya kelas penguasa elite negarawan.
Aristoteles sendiri lalu menggambarkan "demagog" sebagai pengganggu, serangga yang tak dapat Anda lepaskan padahal dia memiliki sengatan pahit. Sangat Mengerikan.
Siapa atau kelompok yang mana yang berlaku seperti serangga yang susah dilepaskan ini di kelompok Prabowo?
Soal "Setan gundul" ini, Andi Arief yang paling tahu namun yang pasti pernyataan Andi ini kembali menyiratkan bahwa keretakan di koalisi Adil Makmur semakin nyata.
Ketika Prabowo seperti ditinggalkan oleh partai pendukungnya, komentar Andi ini seperti memberi alasan di balik pembelotan demi pembelotan yang terjadi.
Sesudah ini, pihak BPN akan kembali lagi terkuras tenaga dan pikirannya untuk memberi penjelasan soal "setan gundul", padahal belum reda berbagai pertanyaan yang ingin mengonfirmasi ada apa di balik pertemuan Ketum PAN, Zulkifli Hasan dan Ketua Kogasma Demokrat, AHY dengan Jokowi di istana.
Koalisi Prabowo memang sudah semakin retak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H