Di dalam sabar, sebenarnya ada  kepedihan dan kegundahan yang disembunyikan. Ada kegetiran yang mungkin harus ditanggung sendiri. Ada gejolak yang disembunyikan, dan ada amarah yang tertahan
Kekompakan Koalisi Adil Makmur seperti sedang didera gelombang keras. Ketika Prabowo-Sandi berusaha meyakinkan masyarakat bahwa mereka sudah menjadi pemenang dan hanya gagal jika kubu sebelah melakukan kecurangan, satu persatu mitra koalisi tidak mendukung dan mulai mencari jalannya sendiri-sendiri
PAN terlebih dahulu melakukannya ketika pertemuan Ketua Umumnya, Zulkifli Hasan dengan Jokowi sebagai penjajakan pembagian kekuasaan, apabila Jokowi memenangkan Pilpres dan kembali menjadi penguasa. Kabar yang menguat, PAN meminta kursi Ketua MPR jika jadi bergabung.
Belum selesai dengan PAN, Demokrat juga berakrobat politik. Partai yang didirikan SBY ini, mengirim sinyal jelas dengan kedatangan "putra mahkota", AHY memenuhi undangan Jokowi untuk datang ke Istana Merdeka.
Meski isu power sharing tidak sekuat PAN, namun hampir dapat dipastikan bahwa SBY sangat menginginkan AHY terlibat di pemerintahan dengan menjadi seorang menteri, seperti yang dirinya lakukan kala merintis karir politiknya. Â Â
Sesudah PAN dan Demokrat yang terang-terangan, PKS juga nampak "lesu" mendukung Prabowo. Melalui ketua DPP Mardani Ali Sera, PKS mengatakan bahwa seruan "Ganti Presiden" sudah tamat. Bahkan dianggap haram mengatakan "Ganti Presiden". Mardani bahkan secara tersurat mengatakan, siap jika akhirnya Jokowi yang terpilih.
Gerindra seperti sendirian dalam kondisi seperti ini, politik nampak terlalu kejam bagi mereka. Namun mereka berusaha untuk membendungnya.
Untuk menepis isu PAN merapat ke Jokowi, Gerindra melalui Wakil Ketua Umum Ferry Juliantono mengatakan bahwa itu bukanlah sebuah kebenaran, hal itu hanyalah isu yang sengaja dihembuskan oleh Bara Hasibuan, pengurus PAN yang memang pro-Jokowi.
"Berdasarkan rapimnas PAN tetap dukung Prabowo dan berada di koalisi adil dan makmur. Itu kan bisa-bisa nya pak Bara aja," kata Ferry saat ditemui wartawan di Tjikini Lima Restoran, Menteng, Jakarta, Selasa (30/4/2019).
"Itu pak Zul datang sebagai ketua MPR, tapi kalau bisik-bisik ya kita kan enggak tahu," tambah Ferry.