Kedua, Bara Hasibuan tidak sendirian menunjukan pemihakan yang berbeda dengan keputusan partai.Â
Sebelumnya kita tahu sudah ada mantan Ketua PAN, Sutrisno Bachir yangmenjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (MPP PAN) yang juga memihak Jokowi.
Meski berbeda, Sutrisno Bachir tidak terlalu vokal menyuarakan pendapatnya seperti Bara.
Meski begitu, Bachir menilai berbeda itu baik dalam demokrasi.Â
"Berbeda pilihan biasa terjadi lima tahun sekali sehingga saya berharap jangan sampai hubungan persaudaraan dam keumatan terpecah gara-gara berbeda pilihan politik. Itu yang kami tumbuhkan di PAN," kata Bachir.
Selain Bachir, masih ada Wali Kota Bogor terpilih, Bima Arya Sugiarto yang secara terang-terangan mendukung pasangan Jokowi-Maruf Amin pada pilpres 2019.
Bara, Sutrisno dan Bima Arya adalah tokoh partai yanh tentu memiliki pengikut, siapkah PAN melepas mereka sekaligus terancam bahwa akan kehilangan pengikut yang cukup banyak.
Lalu apa yang dapat dilakukan PAN selanjutnya? Sebagai partai, langkah terbaik adalah PAN mesti terus menenangkan polarisasi yang terjadi di internal saat ini. Minimal sabar menunggu hingga hasil resmi KPU diketahui pada tanggal 22 Mei itu.
Jika dari hasil timbang kiri timbang kanan itu maka akhirnya PAN memilih menyeberang ke Kubu Jokowi, maka dapat dipastikan posisi Bara Hasibuan akan bertambah kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H