Dalam politik AS, periode antara pemilihan (presiden dan kongres) pada bulan November dan pelantikan pejabat di awal tahun berikutnya biasanya disebut sebagai "periode bebek lumpuh".
Akan tetapi perhatikan, bahwa istilah "presiden bebek lumpuh/lame duck" secara tradisi digunakan untuk seorang presiden yang melayani sisa masa jabatan mereka setelah dikalahkan untuk pemilihan kembali.
Hanya untuk Presiden yang dikalahkan dalam pemilihannya untuk yang kedua kali.
Oleh karena itu, dalam hal ini di Amerika Serikat, sebagai contoh, Gerald R. Ford, yang dikalahkan pada tahun 1976; Jimmy Carter, yang dikalahkan untuk pemilihan kembali pada tahun 1980; dan George H. W. Bush, yang dikalahkan untuk pemilihan ulang pada tahun 1992, dapat disebut sebagai lame duck.
Artinya, Barack Obama tidak bisa dikatakan sebagai seorang "Presiden Bebek Lumpuh", disebabkan karena Obama tidak bisa menjadi Presiden untuk ketiga kalinya karena batasan konstitusi dan digantikan Donald Trump.
***
Apakah istilah itu hanya berkaitan dengan pergantian Presiden atau politisi ketika dikalahkan dalam pemilihan? Saya menemukan bahwa istilah ini  juga kerap digunakan untuk menyindir atau memperolok lawan politik atau orang lain.
Mengapa demikian? Alasan utamanya karena arti secara  literal dari lame duck memang sarat olokan. Istilah ini merujuk pada bebek yang tidak mampu mengimbangi kawanannya, sehingga menjadikannya mudah sebagai target bagi predator. Memang lemah.
Contoh aktual lain tentang ini adalah ketika pada 2013, sewaktu Obama masih berkuasa, sebuah media membuat judul dalam tulisannya seperti ini "Is Obama a Lame Duck President?".
Tulisan ini tentu bukan membahas tentang Obama diganti, atau kekalahan yang diderita Obama dalam Pemilu, akan  tetapi mempertanyakan tentang kebijakan politik Internasional Obama yang berkaitan dengan Syria. Jika Obama dianggap tidak mampu memberikan solusi yang tepat bagi perdamaian di Syria, maka label "lame duck" akan diberikan padanya.
Kembali ke Amien Rais dan merujuk pada pembahasan ini, maka kita bisa menyatakan bahwa ada blunder fatal yang dilakukan oleh Amien Rais ketika menggunakan istilah ini.