Saya bersama dengan banyak rakyat Indonesia yang berharap rekonsiliasi antara Prabowo dan Jokowi segera terjadi tentunya` sedikit harus bersabar  setelah Prabowo melalui Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN), Djoko Santoso mengatakan tidak mau bertemu dengan mengatakan akan menolak setiap utusan Jokowi.
Djoko lalu mengatakan bahwa pertemuan itu ibarat kompromi, bahkan Djoko lalu mengibaratkan jika pertemuan itu terjadi maka seperti ada kesepakatan "jahat" dengan pihak penjajah pada masa perjuangan kemerdekaan.
"Kenapa Indonesia merdeka? Karena dalam perjuangannya tak ada kompromi. Syukur alhamdulillah Pak Prabowo menolak semua utusan-utusan itu. Jadi itu yang ditempuh pemimpin kita. Prabowo setia pada kita semua dan kita harus setia pada Prabowo-Sandi," kata Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN),Djoko Santoso di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019).
Djoko mungkin perlu melihat kembali arti kata rekonsiliasi. Dalam KBBI, bahkan tidak ada kata kompromi untuk menjelaskan rekonsiliasi. Menurut KBBI, rekonsiliasi diartikan sebagai perbuatan memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula; perbuatan menyelesaikan perbedaan.
Saya akan sedikit menjelaskan. Kompromi itu bisa dipandang sebagai permufakatan jahat, namun rekonsiliasi tidak mungkin dapat dimengerti seperti itu.
Rekonsiliasi bahkan lebih erat dengan kata perdamaian. Rekonsiliasi merupakan suatu tindakan mendamaikan atau keadaan didamaikan kembali.
Ada sebuah kata Yunani yang sama artinya  untuk menjelaskan tentang rekonsiliasi yaitu Katallaso. Dalam bahasa asli Yunani kata Katallasso ini dipakai untuk menjelaskan pemulihan relasi suami dengan istri.
Apa maknanya? Suami dan Istri telah dipersatukan dengan suatu hal yang baik. Mereka saling mengasihi satu sama lain, akan tetapi mungkin saja terjadi konflik, maka ketika pendamaian kembali terjadi maka disitulah terjadi rekonsiliasi.
Perhatikan disini, pendamaian itu "harus" diusahakan terjadi karena seharusnya seperti itu. Bahkan dalam bagian teks Yunani lainnya kata rekonsiliasi menggnakan  kata katallageto (aorist-imperative) yang berarti suatu tindakan yang harus dilakukan oleh isteri, yaitu kembali menyatu dan membangun hubungan persahabatan kembali dengan suaminya.
Lebih jauh, kata dasar katallago (Yunani) sendiri berasal dari allaso yang berarti "berubah", tetapi pada awalnya berarti "menukar", yaitu menukar permusuhan menjadi persahabatan. Jadi, sebuah rekonsiliasi atau perdamaian merupakan tindakan aktif, bukanlah pasif.
Bagaimana mungkin suami dan istri yang dipenuhi cinta kasih tidak mau diperdamaikan, atau dirukunkan kembali?