Orang-orang itu mulai memilih sepatu. Namun saat mereka berpindah ke rak sepatu yang harganya jutaan, lalu bapak Caleg itu bicara lagi dengan mereka.
"Aduh, pilih sepatu di bagian rak yang ini saja" kata bapak itu, menunjuk rak sepatu harga di bawah 150-ribuan.
Bapak itu terlihat tersenyum, sedangkan kelompok para pria itu terlihat bisik-bisik. Saya sempat bertanya kepada salah satu sales di bagian sepatu, siapa kelompok orang ini.
"Bapak itu lolos Caleg, orang ini Timses dari kampungnya. Mereka dibelikan sepatu" ujar Sales itu berbisik, sambil tersenyum.
"Oalahh..." lalu saya beranjak pergi dari tempat itu. Lalu sempat sedikit bertanya-tanya di dalam hati, bagaimana jika pengumuman resmi beliau tidak lolos. Ah, sudahlah.
Jika saya amati lebih jauh, Caleg yang yakin lolos akan terlihat antusias saat bertemu. Bahkan jika diajak bercerita lebih lama, mereka akan mendengarkan, seperti sudah menjadi anggota dewan sesungguhnya.
Akan tetapi kasihan dengan yang belum yakin lolos, jawabannya biasanya sejenis.
"Gimana..hasilnya pak? tanya saya kepada Caleg tipe ini.
"Kita tunggu saja pengumuman dari KPU pak" balas Caleg itu, dengan muka agak datar, lalu pamit pergi.
Syukur-syukur jika wajahnya membuat kita ingin bertanya. Namun ada Caleg yang dari kejauhan wajahnya sudah tidak bersahabat lagi, wajahnya bukan ingin marah, namun seperti orang yang tidak ingin diajak berbincang karena tahu pertanyaannya sama, "Bagaimana hasilnya pak?"
Pastilah demikian, kerena tidaklah mungkin mereka akan langsung menjawab "Saya gagal", "Kurang beruntung" dan lain sebagainya. Meski saya sudah tahu bahwa kebanyakan dari para Caleg tipe seperti ini sudah tahu sebelumnya bahwa mereka tidak lolos.