Paskah adalah hari kebangkitan Yesus Kristus, hari kemenangan. Umat Kristiani memahaminya juga sebagai hari kemenangan atas maut. Kebangkitan Kristus menandakan kebenaran akan iman percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.
Jika kita lihat lebih seksama dalam konteks pada saat itu, realitas yang terjadi dalam tokoh-tokoh di sekitar Yesus menggambarkan sesuatu yang menarik untuk diamati bahwa Paskah sangat erat dengan pemulihan relasi dengan sesama.
Hal ini dapat tergambar ketika refleksi itu dibangun berdasarkan kehidupan para murid seperti Petrus dan orang di sekitar seperti , Maria Magdalena. Kedua tokoh ini patut dikedepankan karena termasuk tokoh Kitab Suci yang dikedepankan sebelum penyaliban dan sesudah kebangkitan terjadi.
Petrus adalah murid yang menyangkal mengenal Yesus sebelum dihukum. Ketika Yesus memandang padanya saat Ayan berkokok tiga kali, maka hati Petrus terpukul. Petrus menjauh, menyesali dirinya dan bahkan menjauh dari murid yang lain.
Akan tetapi saat berita Paskah datang, Petrus menjadi gembira, semangatnya tumbuh kembali, relasinya tersembuhkan kembali dan memulai kehidupan baru dengan penuh sukacita.
Maria Magdalena pun demikian. Ketika penyaliban terjadi, kehidupan Maria dipenuhi dengan kegundahan. Mengapa orang yang sangat dihormatinya, harus mati. Namun, ketika Maria pergi menjenguk Yesus di hari ketiga dan tahu Yesus telah bangkit, Maria pulang dengan suka cita dan memberi kabar bagi rekan dan saudaranya.
***
Cerita tentang  Petrus dan Maria ini menggambarkan bahwa Paskah memberikan kehidupan dan harapan yang baru. Kehidupan yang baru yang mendorong pemulihan relasi antar sesama . Jikalau kehidupan dan harapan itu baru, mengapa relasi yang buruk dengan sesama di masa lalu harus dipertahankan. Harus dipulihkan.
Refleksi pemulihan hubungan dengan seksama ini sangat aktual jika diaplikasikan dalam kehidupan masa kini secara pribadi dan berbangsa.
Jikalau pada saat ini masih ada relasi yang harus diperbaiki, perbaikilah, jangan ditunda. Kehidupan baru tidak datang dengan sendirinya, tetapi butuh usaha nyata untuk menggambarkan itu. Memperbaiki relasi dengan sesama itu seperti menghapus langit mendung, dan segera berubah menjadu cerah.
Melihat persoalan bangsa juga demikian. Semangat Paskah mendorong agar keindahan persatuan, keutuhan dalam keberagaman menjadi hal yang harus selalu dipertahankan. Bukti saling menghormati meski berbeda, saling menjaga hati dalam berkomunikasi khususnya politik adalah suatu bukti bahwa kehidupan baru itu jelas terpatri.
Sudahi sudah saling pertikaian, hiduplah dalam damai, relasi antar sesame yang dipulihkan hari demi-hari.Â
Selamat Merayakan Paskah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H