Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Elit Politik Kita Perlu Belajar dari Penguin di Antartika

20 April 2019   08:14 Diperbarui: 20 April 2019   08:42 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penguin di Antartika I Gambar:mrdka

Saling klaim terjadi usai Pilpres. Kubu Jokowi mengkalim telah menjadi Presiden periode 2019-2024 berdasarkan hasil quick count sedangkan kubu Prabowo menggunakan data hasil saksi internal mereka di lapangan.

Meskipun belum semasif saat musim kampanye, tetapi kedua pihak saling melontarkan serangan dan sindiran melalui media sosial. Publik atau rakyat Indonesia mulai gerah, menunggu sampai kapan polemik ini akan selesai.

Menjadi menarik melihat komentar terakhir Capres Prabowo kemarin. Dilansir dari Detik.com, Prabowo kali ini menyuarakan pendapatnya sekaligus mengkritik Lembaga Survei yang dianggapnya abal-abal.

"Percaya nggak lembaga survei abal-abal? Hai tukang bohong, tukang bohong, rakyat tidak percaya sama kalian. Mungkin kalian harus pindah ke negara lain. Mungkin kau bisa pindah ke Antartika, kalian tukang bohong, kau bisa bohongi penguin di Antartika," ucap Prabowo dalam syukuran klaim kemenangan di depan kediamannya di Jl Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019).

Menilik pernyataan ini, saya tertarik untuk melihat ua hal. Pertama, lembaga survey abal-abal dan kedua, penguin di Antartika. Untuk perihal pertama, sampai sekarang saya yakin masih banyak rakyat Indonesia yang masih belum yakin bahwa lembaga survey yang merilis hasil yang menyatakan kemenangan Jokowi-Amin terlalu berani melakukan manipulasi dalam hasil survey mereka, tetapi mari kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Kedua, soal penguin di Antartika. Saya adalah penggemar penguin. Beberapa film Disney yang menceritakan tentang Penguin terutama produksi Disney sudah saya tonton. Salah satunya Penguin of Madagascar yang dirilis pada tahun 2014. Penggemar Penguin pasti ingat akan tokoh-tokoh lucu seperti Private, Skipper atau Kowalski di film bergenre komedi kartun ini.

Namun bukan itu yang mau saya bahas. Saya melihat sesuatu yang lebih menarik dan mungkin berguna untuk dikemukakan, yaitu sebenarnya kita dapat belajar dari Penguin di Antartika. Prabowo mungkin mengatakan bahwa Penguin di Antartika gampang dibohongi, namun menurut saya para elit politik kita perlu belajar dari Penguin di Antartika.

Penguin di Antartika I Gambar:mrdka
Penguin di Antartika I Gambar:mrdka

Hewan akuatik jenis burung yang tidak bisa terbang ini memiliki sikap dan sifat yang dapat direfleksikan dalam kehidupan berpolitik di bangsa dan negara kita. Ada 3 (tiga) hal yang dapat dikemukakan.

Pertama, Penguin di Antartika mampu menjaga komunikasi di antara mereka. Penguin memiliki kaki yang pendek dan perut yang besar, hal ini memang membuat dia akan kesulitan untuk berjalan ketika berada di darat.

Seperti menyadari kelemahannya itu, Penguin akan tetap menjaga jarak dengan sesamanya. Oleh karena itu Penguin dikenal sebagai binatang yang saling berkomunikasi dengan pasangan dan teman mereka hampir di setiap saat.

Penguin memang memiliki kemampuan berenang dengan kecepatan 6-12 kilometer per jam, bahkan, Dapat mencapai hingga 27 kilometer per jam, namun persoalannya untuk menjaga kehidupan mereka, mereka tetap harus dapat hidup berkelompok, tidak bisa mengandalkan kemampuan diri sendiri.

Kedua, Penguin di Antartika adalah hewan yang saling mendukung satu sama lain. Menurut beberapa penelitian disimpulkan Penguin adalah hewan yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan pasangan dan keluarga. Mungkin karena itulah, Penguin dijadikan salah satu hewan yang diangkat untuk film Disney, perusahaan film yang membaut film bertema keluarga.

Saling mendukung ini tergambar ketika, salah satu anak penguin yang tidak mampu menghadapai badai lalu dimakan pemangsa. Maka Penguin akan bersama-sama membantu atau menolong dengan cara mereka masing-masing.

Spesies Penguin yang besar seperti Penguin Kaisar (Aptenodytes forsteri) dengan tinggi mencapai 1,1 meter dan berat 35 kilogram atau lebih, mungkin akan terlihat bersahabat dan mendukung spesies Penguin Peri (Eudyptula Minor) dengan tinggi sekitar 40 cm dan berat satu kg.

Ketiga, Penguin di Antartika dapat menjaga keseimbangan.   Saat berada Di darat,  penguin akan menggunakan ekor dan sayapnya untuk menjaga keseimbangan ketika berjalan. Keseimbangan ini membuat Penguin dapat hidup, berinteraksi dengan sesame, jika kehilangan dan melupakan hal itu, Penguin akan kesulitan.

Menjaga komunikasi, saling mendukung dan menjaga keseimbangan adalah contoh kehidupan alam dari Penguin yang dapat dipelajari oleh elit politik.

Sudahi sudah saling klaim, mari berkomunikasi, saling mendukung ketika pada saatnya yang kalah dan menang itu sudah terbukti nyata dan mari menjaga keseimbangan demi keutuhan bangsa dan negara kita. Jika kita tidak mau melakukannya, mungkin kita yang harus bertukar tempat dengan pergi ke Antartika.

Sumber : 1 I 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun