Beberapa pelatih top Eropa sepakat bahwa aturan gol tandang justru kontra produktif untuk dipakai pada sepak bola modern saat ini. Seperti disebutkan di atas, aturan ini membuat tim kandang punya kecenderungan main bertahan.
"Para pelatih berpikir kalau mencetak gol away tidak sesulit seperti di masa lalu. Mereka (para pelatih) berpikir kalau aturan itu harus ditinjau ulang dan itulah yang kami lakukan," ucap Wakil Sekjen UEFA, Giorgio Marchetti.
Ancelotti cs pun juga menambahkan alasan bahwa karena gol tandang tidak terlalu mudah dilakukan, maka tim yang berlaku sebagai tuan rumah cenderung untuk bermain bertahan, sehingga sepak bola menjadi tidak nikmat untuk disaksikan lagi.
Meski belum diketahui kapan penghapusan aturan gol tandang akan diterapkan, namun kabarnya aturan ini sedang diusahakan untuk digunakan saat musim 2019-2020 berlangsung.
Sembari menunggu musim depan jika aturan baru jadi diterapkan, kita masih akan disajikan bagaimana aturan gol tandang ini membuat tim menjadi sangat agresif meski bermain di kandang lawan.Â
Para kontestan semifinal Liga Champions membuktikan bahwa mereka hebat melakukannya, lihat saja Hostpurs yang mampu mencetak 3 gol di Etihad, Ajax yang mencetak dua gol di Turin, bahkan Liverpool membuat empat gol di Porto.
Liga Champions musim ini tetap akan menawarkan laga panas di semifinal karena masih digunakannya sistem kandang dan tandang di babak tersebut.
Mungkin saja sesudah usai kompetisi, Pep Guardiola akan bergabung dengan para pelatih top dunia lainnya untuk memperjuangkan dihapusnya aturan gol tandang sesegera mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H