Skor 4-1 untuk kemenangan Liverpool di kandang FC Porto, tidak bisa mengatakan situasi sebenarnya yang terjadi dalam pertandingan leg kedua perempat final Liga Champion.
Liverpool tertekan hampir sepanjang laga, bahkan sebelum Sadio Mane mencetak gol pembuka bagi The Reds, Porto sudah melepaskan 13 tembakan ke arah gawang Allison. FC Porto bermain dengan cepat, agresif membuat Liverpool tertahan di belakang.
Seharusnya Porto yang mencetak gol terlebih dahulu, pada kenyataannya meski melalui drama VAR, gol Mane disahkan. Satu peluang yang membuat El Dragao Stadium terdiam.
Sesudah gol Mane, pemain Porto terus bergerak tanpa menyerah. Moussa Marega, Jesus Corona, Hector Herrera, Yacine Brahimi, Alex Telles hingga kedua bek tengah mereka Pepe dan Eder Militao adalah nama-nama bergantian terus mengancam gawang Liverpool. Meski hanya nama terakhir yang mampu mencetak gol.
Setiap kali penjaga gawang Allison memegang bola, seisi stadion bersiul baginya, Setiap kali Virgil Van Dijk ingin memulai serangan bagi Liverpool dari belakang sahutan meneror terdengar  di Dragao.
Tekanan bagi Liverpool yang teramat sulit. Namun dalam keadaaan tertekan, jumlah penguasaan bola yang minor---tidak seperti biasanya, Liverpool pada akhirnya mampu menghancurkan Porto, 4-1.
"Ini sesuatu yang gila" ujar Jurgen Klopp seusai laga. Klopp tentu bukan saja ingin mengutarakan kebahagiaannya membawa Liverpool melangkah ke babak semifinal untuk kedua kalinya secara berturut-turut, namun juga hendak mengatakan bahwa laga yang berlangsung tadi pagi bukan laga yang mudah bagi anak asuhnya.
Akan tetapi disinilah terlihat bahwa Liverpool lebih siap di Liga Champions musim ini, bahkan dapat dikatakan sudah siap untuk menjadi juara.
Liverpool lebih kuat, lebih tangguh dan lebih variatif. Tiga kata ini menggambarkan Liverpool musim ini di Liga Champions. Lebih kuat jika dilihat dari kekuatan tim. Meski hanya mendatangkan Fabinho dan Naby Keita sebagai pemain baru, namun kedua pemain ini membuat Liverpool semakin kuat.
Fabinho berubah menjadi jangkar yang komplit bagi Liverpool. Peran yang biasa diemban oleh Wijnaldum yang cepat dan Henderson yang visioner mampu digantikan oleh gelandang asal Brasil ini. Bukan itu saja, ketika dibutuhkan  sebagai bek tengah, Fabinho pun fasih melakukannya.
Naby Keita sendiri mesti lebih sering menjadi pemain pengganti namun tidak dapat dipandang sebelah mata. Keita kerap dibutuhkan ketika Klopp membutuhkan gelandang yang kreatif. Peran yang dulu diisi oleh Coutinho, hanya kelebihan Keita adalah dia dapat bermain lebih ke dalam dan membantu pertahanan. Liverpool menjadi kuat di lini tengah. Lini yang menjadi kelemahan mereka musim ini.
Liverpool juga tangguh secara mental. Meski diserang, kehilangan ball possession, tetapi pemain Liverpool tetap tenang. Balas mencetak empat gol dalam kondisi tertekan bukan hal yang mudah dan hanya dapat dilakukan oleh tim yang tangguh secara mental.
Kuncinya memang di Virgil Van Dijk, kapten sekaligus bek tengah Liverpool. Van Dijk mampu menggalang pertahanan dengan rapi sekaligus membuat rekan-rekannya yakin bahwa lini belakan rapat dan aman di bawah kendalinya. Bukan itu saja, ketika dibutuhkan, Van Dijk sering ikut mencetak gol melalui sundulannya.
Terakhir, variatif. Dapat diakui bahwa Liverpool memulai musim ini dengan tidak mudah, khususnya ketika Mo Salah penampilannya sempat menurun. Disinilah berkah tersembunyi bagi Klopp terlihat, Klopp mulai mencoba variasi pergantian formasi serta pemain.
Salah diminta untuk berpindah dari posisi aslinya yaitu di sisi sayap kanan menjadi penyerang tengah atau bahkan menjadi duet kembar dengan Sadio Mane di depan. Berhasil, Liverpool semakin variatif, beragam dalam memulai serangan.
Begitu juga ketika bertahan, ketika harus bertahan lebih dalam, Fabinho dapat bergerak bergabung dengan Van Dijk dan Joel Matip membentuk tiga menara menjulang yang amat sulit ditembus terutama jika menerima crossing lawan. Klopp pantas merasa bahagia eksperimennya berhasil musim ini.
Saat ditanyakan laga berikut melawan Barcelona, Klopp menjawab santai. "Syukurlah saya tidak perlu memikirkannya malam ini. Saya punya beberapa malam lagi untuk memikirkan hal itu, "katanya.
 "Banyak tim mencoba [untuk menghentikan Messi] tetapi tidak ada yang benar-benar melakukannya. Kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kami bertemu Barcelona. Mari kita mainkan game satu persat dan kita akan lihat nanti. " tambah Klopp.
Rasanya Barcelona yang perlu waspada dengan Liverpool yang sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H