Sanchez yang pernah melatih di Akademi Barcelona, dengan cerdik mendapatkan anti tesis formasi 4-4-2 dengan formasi 5-3-2 yang dibesutnya. Aliran bola Jepang terputus, pergerakan dari sayap dimatikan, sehingga bola lebih sering bergerak di lini tengah Jepang.
Sanchez yang juga pernah mengarsiteki Timnas Qatar di berbagai level umur mulai dari U-19, U-20, dan U-23 juga cerdas dalam melakukan pergantian pemain, mungkin karena sudah sangat paham akan karakter bermain para pemainnya di tim berjuluk The Maroon tersebut.
Saat Jepang menambah daya gedor dengan memasukan striker Yoshinori Muto, tak lama kemudian Sanchez memasukan tambahan gelandang Karim Boudiaf menggantikan striker, Al Haidos. Pergantian yang membuat pergerakan pemain Jepang menjadi tetap tidak bebas.
Saat strategi lawan seperti dikunci, Qatar pun tinggal menunggu waktu sampai wasit Ravshan Irmatov asal Uzbekistan meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Qatar resmi menjadi juara Piala Asia 2019.
Kekalahan ini membuat Jepang yang telah mencatatkan sebagai negara yang telah empat kali menjuarai Piala Asia yakni pada tahun 1992, 2000, 2004 dan 2011 gagal merengkuh gelar kelimanya.
Selain itu fakta lain yang mengatakan bahwa Jepang selalu juara apabila lolos ke final juga terpatahkan. Qatar mencatatkan dirinya sebagai negara kesembilan yang pernah meraih gelar juara sejak turnamen bergulir pada 1956, Â menyamai Korea Selatan, Israel, Iran, Kuwait, Arab Saudi, Irak, Australia dan tentunya Jepang.
Selamat Qatar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H