"Saya hanya ingin merenungkan perjalanan dalam 12 bulan terakhir. Saya menjalani operasi tepat 12 bulan yang lalu, sehingga berdiri di depan Anda hari ini dan memenangkan tiga gelar dari empat Slam itu luar biasa. Saya tidak dapat berkata-kata,"ujar Djokovic.
Di awal tahun 2018, Djokovic sempat mengalami kemunduran drastis dalam karirnya setelah dioperasi karena cedera pergelangan tangan. Salah satunya ketika media berkomentar setelah di turnamen Miami terbuka pada Maret 2018, Djokovic kandas dari petenis peringkat ke-46 dunia, Benoit Pare, 3-6, 4-6.
Media mempertanyakan apakah Djokovic bisa kembali ke performa terbaiknya setelah kalah dalam 3 turnamen secara beruntun di babak awal di awal tahun 2018. Bahkan ketika Djokovic kembali kalah di ronde pertama turnamen Indian Wells, empat kali juara Grand Slam Amerika, Â Jim Courier mengatakan bahwa Djokovic telah "menyerah" alias telah habis karirnya.
Djokovic tidak mau menyerah. Perlahan-lahan, Djokovic terus berusaha bangkit, setelah kalah di Prancis Terbuka, Djokovic kembali menunjukan taringnya dengan menang di Wimbledon dan US Open 2018.
"Anda belajar dari kesulitan ketika Anda terpuruk," ujar Djokovic, setelah menjadi juara di US Open. Djokovic hendak mengatakan bahwa cara yang benar melihat keterpurukan adalah melihatnya sebagai kesempatan belajar untuk menjadi lebih baik lagi.
Sekarang, Djokovic sudah kembali di tren kemenangan lagi.
Secara keseluruhan, Djokovic telah mengumpulkan 15 gelar di turnamen Grand Slam Australia Terbuka, Prancis Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka. Petenis Serbia berusia 31 tahun ini juga menjadi petenis pertama yang sukses merebut gelar secara beruntun dalam tiga kesempatan tampil di grand slam berbeda yakni Wimbledon 2018, AS Terbuka 2018, dan Australia Terbuka 2019.
Luar biasa Djokovic.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H