Meratapi bahwa kebenaran saat ini dikalahkan oleh kedengkian dari para bangsat yang tak segan mengambil nyawa orang lain ketika terancam.
Kematian Ahmed Hussein-Suale membuat begundal jahanam bersukacita, dan berpikir para pengungkap kebenaran akan takut dan gentar.
Mereka keliru, kematian Ahmed malah melecut semangat dan membangkitkan rekan-rekan Anas  untuk bertekad membuat para mafia bola tidak akan tidur nyenyak selamanya.
"Kami benar-benar sedih atas kematian Suale. Namun, kami juga tidak akan menyerah untuk terus mengungkap kasus korupsi di negeri ini, meski itu berisiko tinggi," ujar pernyataan resmi dari Tiger Eye PI.
Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo  juga lekas berespon.
"Saya baru saja mengetahui, dengan sedih, tentang pembunuhan Ahmed Hussein-Suale. Saya mengecam tindakan itu tanpa pamrih, dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Saya berharap polisi dapat menangkap pelaku dari kejahatan keji ini secepat mungkin," twit Akufo-Addo, nampak geram.
Ghana berduka. Sepak bola menangis.
***
Kepergian Ahmed seperti memanggil pecinta sepak bola, pembenci mafia bola untuk kembali acuh, hirau terhadap kondisi persepakbolaan nasional, terutama peperangan terhadap pengaturan skor.
Peristiwa tragis ini juga seharusnya melecut semangat pecinta bola di tanah air untuk tidak berhenti memerangi mafia bola atau mafia pengaturan skor. Â
Mengapa ini begitu perlu? Tanpa kita sadari, kita cenderung terlanjur apatis terhadap kondisi persepakbolaan kita. Merasa tidak ada yang perlu atau dapat diubah.