Salah satu hal  menarik dari undang-undang ini adalah denda untuk para pria hidung belang didasarkan pada pendapatan. Jika pembeli menganggur, denda minimum setara dengan sekitar $ 400. Bagi yang bekerja, dendanya adalah penghasilan maksimum yang diterima selama 50 hari.
Tentu saja jika data-data penghasilan ini diungkapkan, maka si pria hidung belang identitasnya juga akan diketahui dengan mudah. Sebuah hukuman "sosial" yang pantas diterima. "Izinkan penjualan, Larang Pembelian". Itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan yang dilakukan oleh pemerintah Swedia sampai saat ini.
Program Konseling Bagi Para Pria Hidung Belang
Ada hal penting  yang perlu ditinjau Dari konsekuensi penerapan kebijakan ini. Pada 2015, terdapat data yang menunjukan terjadinya peningkatan  dukungan untuk mengkriminalisasi pelacur. Dalam kata lain, si Pria kerap menuding bahwa yang salah adalah si gadis panggilan, bukan dirinya.
Sebuah Asosiasi di Swedia  menyorot tajam tentang hal ini. Mereka menyebutnya seabgai peningkatan stigma dan diskriminasi yang menempatkan pelacur dalam posisi yang lebih berbahaya. Namun, kelompok ini tetap  menentang legalisasi dan berharap ada sedikit perubahan.
Hal lain yang menarik adalah para pria Swedia sekarang lebih cenderung menjadi turis seks. Tidak seperti Kanada, Swedia tidak memiliki undang-undang ekstra teritorial yang memungkinkannya untuk menuntut para pelaku kejahatan Swedia yang melakukan kejahatan seks di luar negeri.
Oleh karena itu, pemerintah sedang menggodok undang-undang tentang hal itu sambil melakukan pembinaan atau program Konseling bagi pembeli layanan seks yang tergolong melakukannya secara berulang-ulang yang bertujuan membantu mereka keluar dari urusan perdagangan seks.
Setelah Swedia, negara-negara Nordic lainnya seperti Finlandia, Norwegia dan Islandia juga mengikuti. Sejak 1 Januari 2014 di Finlandia misalnya, pria hidung belang yang membayar untuk layanan seksual dengan seseorang yang bukan istri sahnya, dikenakan kurungan penjara maksimal enam bulan, atau membayar sejumlah denda.
Ini merupakan kemajuan, karena wacana tentang tentang  larangan serupa  Swedia Model sudah sejak  pada 2006. Finlandia dan negara-negara tersebut sudah siap untuk memberikan sanksi perdata maupun pidana yang dibebankan kepada pembeli jasa kepuasaan sesaat tanpa mengkriminalkan para pekerja seks komersil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H