"Biasanya ke pemain ini tak pernah gagal," kata Bambang Suryo, saat diwawancara di awal Desember.
Fakta ini ditambah dengan telah dihukumnya striker PSMP Mojokerto, Krisna Adi oleh Komdis PSSI. Kecurigaan terhadap Kresna terjadi saat PSMP berhadapan dengan Aceh United pada 19 November . Berpeluang menyamakan kedudukan melalui tendangan penalti, Krisna Adi sengaja mengarahkan bola ke luar, tendangan “penalti” yang dianggap terkonyol oleh penikmat sepak bola.
“Dari pengamatan secara teknik, teknik itu (tendangan Kresna) bukan untuk menendang tetapi untuk mengumpan” ujar Fachri Husaini, mantan pelatih sekaligus pemain timnas berkomentar saat tayanga Mata Najwa. Krisna sendiri akhirnya dihukum berat oleh Komdis PSSI, ia dihukum larangan beraktivitas dalam kegiatan sepakbola di lingkungan PSSI seumur hidup.
Hal lain yagn menarik adalah jumlah pemain yang terlibat, apakah hanya satu atau dua pemain yang terlibat. Bambang Suryo mengatakan bahwa runner seperti dirinya jarang menghubungi satu pemain saja, bahkan dikatakan bisa lima atau enam orang pemain. Menarik.
Tidak bisa dipungkiri, alasan kesejahteraan pemain dapat menjadi salah satu faktor yang membuat pemain rela melacurkan diri dan menanggalkan semangan sportifitas yang seharusnya dijunjungnya.
Kita perlu menunggu, tersangka selanjutnya yang akan ditetapkan oleh Satgas, seperti janji Satgas pekan lalu, sepertinya masih akan ada tersangka yang lain yang akan ditangkap. Pemain atau pelatih?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H