Penampilan ciamik, membuat Son dibanjir pujian, termasuk dari legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer.
"Son tak hanya bisa mencetak gol indah, namun juga mengkreasi gol untuk rekan-rekannya. Dia pemain luar biasa. Saya benar-benar menyukai gaya bermainnya. Dia cepat dan dinamis," kata Beckenbauer.
Kemampuannya tersebut membuat Son tak bisa mencegah minat dari klub-klub dari liga yang lebih besar dari Bundesliga. Meskipun dibanderol dengan harga mahal, akhirnya Tottenham Hotspurs berhasil menarik minat Son dengan membayar 22 Juta Poundsterling pada 2015 atau setara dengan Rp480 miliar.
Son pun resmi menjadi pemain Korea Selatan kedua yang bermain di Tottenham, setelah Lee Young-pyo pada 2005-2008.
Di Inggris, adaptasi Son sedikit tersendat. Son sering terpinggirkan karena cedera, atau pelatih merasa penampilannya belum sesuai dengan yang diinginkan. Son tak patah arang, perlahan-lahan Son yang dapat berposisi sebagai penyerang sayap kiri-kanan atau penyerang tengah ini menunjukkan tajinya.
Son mulai mendapatkan peran utama dan menjadi pemain yang dapat bekerjasama dengan Harry Kane dan Delle Alli dengan sangat apik sekaligus membuat lini depan Spurs menjadi sangat berbahaya di bawah asuhan pelatih, Mauricio Pocchetino.
Kontribusi yang menakjubkan memang adalah frasa yang tepat bagi seorang Son Heung-Min. Musim ini saja, Son sudah berhasil menjaringkan 8 gol dari 16 kali pneampilannya bersama Spurs di Liga Inggris. Torehan gol itu ditambah dengan 6 assist yang dia berikan bagi rekan setimnya.
Gol demi gol ini juga semakin mengokohkan dirinya yang  menjadi pemain Asia tersubur sepanjang sejarah Liga Inggris, melampaui mantan gelandang Manchester United Park Ji-sung.
***
Di usia yang masih 26 tahun, Son akan terus berkembang. Masih ada mimpi yang terus dikejar oleh pemegang 72 caps bersama tim nasional Korea Selatan ini.