Secara internal PSSI bahkan belum berhasil membujuk anggota Exco, Hidayat, yang juga diduga terlibatu untuk memenuhi panggilan Satgas, Hidayat masih mangkir hingga saat ini.
Akan tetapi, juga harus diakui  bahwa PSSI sudah cukup kooperatif dengan mengutus Sekjen mereka, Ratu Tisha yang harus bolak balik berdiskusi dengan Satgas tentang penanganan kasus ini.
Pertanyaan menarik yang dapat diajukan adalah jika Johar Eng Ling benar-benar ditetapkan sebagai tersangka, apakah PSSI akan juga memberikan hukuman terhadap orang yang sama atau malah masih akan terus memberi bantuan hukum kepada yang bersangkutan seperti yang diberitakan oleh berbagai media selama ini?
Ketiga, penetapan tersangka menjadi simbol dari optimisme bahwa sepak bola nasional akan bersih di masa mendatang. Sejak dahulu kasus apapun yang terjadi di PSSI seperti dagaelan yang tak elok ditonton oleh para pecinta bola.
Contohnya, tahun 2015, ketika Bambang Suryo (BS) dihukum seumur hidup untuk tidak terlibat dengan aktivitas sepak bola nasional karena pengaturan skor oleh PSSI, Â tahun 2018 BS tiba-tiba sudah muncul dan aktif lagi di sepak bola sebagai manajer Metro FC. Dikabarkan kasus BS sudah dipulihkan oleh PSSI. Absurd.
Eh, sekarang BS dihukum seumur hidup lagi, karena berani buka-bukaan di acara Mata Najwa. Mungkin hanya di PSSI, ada dua kali hukuman seumur hidup tidak boleh berkecimpung di sepak bola nasional pada orang yang sama. Benar-benar terlihat sebagai sebuah dagelan.
Kali ini sesudah Satgas Antimafia turun tangan, kita berharap hal itu tidak terjadi lagi. Ancaman hukuman penjara tentu akan berdampak pada aspek-aspek lain yang membuat karir orang itu di sepak bola benar-benar akan tamat, mati dan tidak bangkit lagi.
Jika bersih, maka kita dapat optimis  terciptanya momentum agar sepak bola nasional diisi oleh pelaku sepak bola yang benar-benar menjunjung semangat sportivitas di dalam dan di luar lapangan.
Artinya, selangkah demi selangkah pembersihan, dan perlawanan yang masif terhadap pengaturan skor di sepak bola nasional kita akan memberikan dampak baik bagi sepak bola dalam negeri.Â
Sepak bola memang bukanlah tempat bagi para mafia. Sepak bola terlalu indah untuk diduduki dan diatur oleh mereka. Penjara adalah tempat terbaik bagi para mafia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H