Pogba menggoyangkan kepala, tangan dan badannya. Dia bergoyang, dia terlihat amat bahagia. Ini bukan soal torehan dua gol dan satu assist yang dibuatnya, namun ini soal kebahagiaan yang sempurna. Sesuatu yang cukup lama hilang dalam dirinya.
Apa yang sedang dialami oleh Pogba mengingatkan akan kutipan dari Katherine Jenkins, penyanyi cantik asal Wales. "When I dance, I forget everything else and just feel completely happy". Pogba sedang bahagia sempurna.
***
MU mengincar kemenangan ketiga bersama pelatih baru, Ole Gunnar Solskjaer saat menjamu Bournemouth di Old Trafford, Senin (31/12/2018) dini hari tadi waktu Indonesia. Performa meyakinkan dalam dua pertandingan sebelumnya membuat penggemar percaya bahwa mereka sedang berada di era  kebangkitan pasca pemecatan Jose Mourinho.
MU tampil amat bersemangat. Pada menit ke-5, Old Trafford bergemuruh. Aksi individu ciamik dari Marcus Rashford menghasilkan assist cantik berbuah gol dari kaki Paul Pogba. Pogba memang tampil amat bebas,seperti berekspresi merdeka seusai lepas  "penjajahan" Mourinho.
Pergerakan Pogba  memang sulitdiduga oleh pemain lawan dalam pertandingan ini. Pogba memang lebih sering bergerak di tengah dalam skema 4-2-3-1 yang diusung oleh Solskjaer. Namun tiba-tiba dia sudah berada di paling depan, berperan seperti seorang striker.
Gol kedua Pogba di menit ke-33 menjadi deskripsi tepat bagaimana pergerakan Pogba. Beberapa detik sebelumnya dia masih berada amat dekat dengan garis tengah lapangan. Namun tak lama usai ikut menyusun serangan, Pogba sudah melompat tinggi berjarak hanya beberapa centimeter dari Kiper Bournemouth, Asmir Begovic untuk menyundul bola membobol gawang lawan.
Setelah unggul 2-0. MU semakin trengginas. Rashford yang tampil ngotot, Â menutup babak pertama dengan keunggulan 3-1 setelah ikut mencetak gol memanfaatkan umpan terukur dari Anthony Martial.
Di babak kedua, Solskjaer yang sebelum pertandingan berseloroh bahwa MU belum sepenuhnya berdaya ledak maksimum karena Romelu Lukaku baru sembuh cedera, memainkan Lukaku di menit ke-70 menggantikan Rashford.
Dua menit baru masuk lapangan, Lukaku langsung disodorkan bola matang, lagi-lagi oleh Pogba. Lukaku menendang bola melewati kedua tangan Begovic yang sudah maju menutup pergerakannya. Skor semakin menjauh, 4-1.Â
Hingga akhir pertandingan skor tidak berubah. Hattrick kemenangan MU, sekaligus menutup tahun 2018 dengan memuaskan.
Penampilan Pogba  Membuat Lini Tengah Menjadi Semakin Tangguh
MU memang tampil dominan dengan penguasaan bola hingga 66 persen. Ruh atau dirigennya tentunya adalah Paul Pogba. Perlahan-lahan janji Solskjaer untuk menjadikan Pogba menjadi pusat permainan MU mulai terwujud.
Pogba jelas telah kembali menemukan permainan terbaiknya. Bola bukan saja seperti lengket di kakinya, alias tidak gampang direbut pemain lawan, tetapi bola juga seperti patuh pada Pogba. Operan Pogba kerap menemui sasaran, jarang gagal. Selain itu, Pogba juga pandai mengambil posisi, dia bisa berada di mana saja. Bertahan oke, menyerang oke, mengatur permainan pun yahud.
Performa Pogba yang demikian membuat setiap kali dia memegang bola, bergerak, maka The Red Devils terlihat seperti akan menerkam sang lawan. Amat berbahaya.
Tandem Pogba di tengah, yaitu Nemanja Matic dan Ander Herrera seperti tertular permainan Pogba dengan tampil cukup baik. Herera dan Matic bergerak tanpa henti menghentikan serangan lawan, dan juga mengkreasi serangan sesudah Pogba membuka ruang dengan bergerak lebih melebar.
Lini tengah yang kuat, menjadikan lini depan MU pun  tampil lebih percaya diri. Rashford, Martial dan Lingard bergerak terus, berotasi membingungkan lawan dengan variasi dan kecepatan pergerakan mereka.
Jika terus tampil bagus seperti ini, dipastikan Solskjaer akan bingung memilih siapa yang akan menjadi starting line up di lini depan pasca pulihnya Romelu Lukaku dan juga Alexis Sanchez.
Penampilan MU yang atraktif seperti ini membuat Old Trafford larut dalam kegembiraan. Jika di masa Mourinhu lebih banyak teriakan "Huuu..." dan suitan menyindir, maka di era baru ini, berganti dengan tepuk tangan dan bunyi suara tanda kagum akan penampilan para pemain.Â
Hal inilah yang membuat Pogba tak segan untuk mengeluarkan goyangan khasnya setelah mencetak gol dan Old Trafford pun ikut bersorak.
Kartu Merah Bailly, Lini Belakang Tetap Harus Menjadi Perhatian
Bailly dan Lindelof memang tampil tidak canggung dan jarang membuat kesalahan penjagaan atau mengoper bola seperti yang lalu lalu, namun kedua pemain ini masih belum siap secara mental untuk mengatur emosi.
Bayangkan sudah unggul jauh  4-1, Bailly masih melakukan tekel dua kaki yang berakibat kartu merah bagi dirinya. Hal ini semakin terlihat buruk, karena jarak pelanggaran itu masih terlalu jauh dari kotak penalti, atau sebenarnya tidak perlu dilakukan.
Publik Old Trafford tentu akan sangat geram apabila itu dilakukan Bailly saat MU belum unggul atau ketinggalan dari lawan.
Hal ini berarti membuka mata manajemen bahwa lini belakang MU masih perlu diperbaiki. Entah caranya, Solskjaer mau terus mencoba-coba para pemain yang ada, hingga mendapatkan penampilan terbaik mereka, atau berkeputusan untuk membeli bek tengah baru. Kita tunggu saja pergerakan MU sesudah bursa transfer Januari dibuka secara resmi.
Lawan MU selanjutnya adalah tuan rumah Newcastle United pada 4 Januari 2019. Sepertinya Newcastle masih akan dapat dengan mudah dikalahkan MU. Di tengah performa seperti ini, ujian sesungguhnya bagi MU diperkirakan adalah Tottenham Hotspurs, lawan yang akan dihadapi  pada 14 Januari nanti. Patut ditunggu partai yang akan berlangsung menarik ini.
Sekarang saatnya bergembira bagi pecinta MU di penghujung tahun 2018 karena MU mulai bergerak perlahan-lahan ke empat besar. Sekarang MU sudah berada di peringkat enam dengan 35 poin, hanya berjarak 3 poin dari Arsenal di peringkat lima. Mampukah MU bergerak lebih tinggi lagi? Kita tunggu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H