Gaya permainan Solsjkaer yang agresif tentu akan membingungkan lawan MU yang selama ini tahu bahwa MU lebih pragmatis, menunggu, seperti gaya Mourinho. Namun lama kelamaan, pendekatan ini akan diketahui pelatih lawan.
Disinilah, kualitas Solsjkaer akan diuji. Pelatih yang berkualitas akan mempunyai beberapa opsi sebagai solusi, tetapi jika tidak berhasil, siap-siap saja Solskjaer akan cepat hanya menjadi pelatih ad interim.
Saya tetap menyadari Manchester United adalah klub besar dengan sejarah besar. MU membutuhkan momentum yang tepat untuk bangkit. Melihat Paul Pogba yang berakting sebagai pahlawan dengan jari telunjuk menunjuk penonton saat membuat gol cantik melawan Huddersfield membuat saya sempat merasa inilah momentum untuk MU.
Namun melihat masih ada lubang di lini pertahanan dan tidak clean sheet, saya kira MU masih membutuhkan waktu untuk membuktikan itu. Benar, rumus untuk menang itu sederhana, membobol gawang lawan lebih banyak dari jumlah kebobolan. Akan tetapi kebobolan dari tim seperti Huddersfield dan Cardiff, bukan cara yang sempurna untuk bangkit.
Akhirnya, tantangan saya bagi Solsjkaer sederhana. Menanglah atas Bournemouth dengan meyakinkan, jika dapat, tanpa kebobolan. Jika tetap kebobolan, penyakit MU memang belum sembuh. Jangan terlalu cepat senang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H