Juventus menghadapi tuan rumah Atalanta sehari sesudah Natal. Â Kepastian gelar Campione de'Inverno atau juara paruh musim membuat Si Nyonya Tua percaya diri untuk menghadapi Atalanta. Tanda-tanda kepercayaan diri itu sepertinya sudah nampak ketika sang pelatih, Massimiliano Allegri memilih untuk mengistirahatkan superstar mereka, Christiano Ronaldo.
"Cristiano Ronaldo tidak akan bermain melawan Atalanta. Namun, dia tersedia dan untuk pertama kalinya kami akan menonton pertandingan bersama dari bangku cadangan! " ujar Allegri dilansir dari  situs resmi klub, Juventus.com. Â
Bermain tanpa Ronaldo, Juventus bahkan sudah unggul di menit  pertama melalui gol bunuh diri bek tengah Atalanta, Berat Djimsiti. Djimsiti tanpa sengaja menghalau bola hingga masuk ke gawang sendiri.  Stadion Atleti Azzurri d'Italia terdiam, sebaliknya  Juventus terlihat yakin akan membawa pulang poin penuh dari stadion yang terletak Bergamo ini.
Akan tetapi Atalanta bukanlah seperti kue nastar di hari Natal yang renyah dan gurih untuk dikunyah. Belum selesai Juventus melahap sampai lapisan selai nanasnya, Atalanta membuat Juventus sadar bahwa klub asuhan Gianpero Gasperini tidak mudah untuk ditaklukan.
Menit ke-24, striker Atalanta Duvan Zapata berhasil mengecoh Leonardo Bonnuci dan melepaskan tendangan keras ke sisi kiri gawang Juventus yang dikawal Wojciech Scezny. Kiper Juve asal Polandia ini masih sempat terbang menghalau, tetapi bola bergerak terlalu cepat untuk digapai. Gawang Juve bobol. Skor pun menjadi imbang, 1-1.
Pertandingan berjalan dengan begitu kerasnya di babak pertama . Wasit Luca Banti bahkan harus mengeluarkan empat kartu kuning dengan masing-masing tim mendapat dua kartu kuning.
Di Seri A, bagi klub lawan perlu dua hal penting  untuk mengimbangi Juventus yaitu kekuatan taktik dan determinasi yang ditunjang oleh kekuatan fisik. Jika mempunyai dua hal itu, maka akan cukup merepotkan Juventus karena secara teknik, Juventus sudah berada di level yang sulit dijangkau. Atalanta menunjukan di pertandingan ini memiliki keduanya.
Pelatih Atalanta, Gasperini meracik dengan cermat sehingga formasi 3-4-3 miliknya mampu menahan aliran bola crossing yang diandalkan Juve melalui Alex Sandro dan Douglas Costa, tujuan crossing ini tentunya adalah Mario Mandzukic. Hampir sepanjang pertandingan, tidak ada bola yang mampu memanjakan Mandzukic yang terkenal kejam dengan sundulannya.
Di sisi lain, lini tengah Atalanta yang dimotori Castagne dan Papu Gomez mampu memancing para pemain Juve untuk tampil keras dan sedikit emosional. Hasilnya Rodrigo Bentacur dan Giorgio Chiellini yang biasanya berhati-hati dan tampil tenang, harus mendapat kartu kuning karena terpancing permainan keras Atalanta.
Di babak kedua, pertandingan terlihat memburuk bagi Juventus ketika di menit ke-53, Bentacur mendapat kartu kuning kedua. Tiga menit kemudian, dari skema sepak bojok, Duvan Zapata terlepas dari pengamatan pemain Juve sehingga membobol gawang Juve untuk kedua kalinya. Skor 2-1 bagi Atalanta. Juventus berada di situasi sulit, sesuatu yang amat jarang  terjadi di musim ini.
Wajah Allegri terlihat gundah dan meminta Ronaldo agar mempersiapkan diri. Allegri dan Juventus membutuhkan Ronaldo. Benar, menit ke-65, Ronaldo masuk menggantikan Sami Khedira. Â Masuknya Ronaldo, membuat Juventus seperti tampil kembali dengan 11 orang. Ah, sebenarnya Atalanta saja yang grogi setelah Ronaldo masuk dan bermain lebih defensif.
Di menit ke-78, Ronaldo berhasil membobol gawang Atalanta dan membuat skor menjadi imbang lagi, 2-2. Â Sepak pojok Miralem Pjanic berhasil dibelokan Mandzukic yang menjadi assist bagi Ronaldo. Sundulannya terlampau keras untuk digapai Berisha, kiper Atalanta.
Sesudah itu, Juve terus meneror pertahanan Atalanta, seperti mendapatkan momentum untuk membalikan keadaan. Sayang bagi Juve, gol dari Bonucci dianulir karena terlebih dahulu terperangkap offside. Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 2-2 bertahan. Atalanta patut menyesali hasil ini dan Juventus tampak puas dan sukses tak memberi kado natal bagi Gli Azzuri, julukan Atalanta.
Hasil pertandingan ini memang membuat Juventus tetap tak tergoyahkan di pucuk klasemen, bahkan marjin bertambah menjadi 9 poin sesudah rival terberat mereka, Napoli dikalahkan oleh Inter Milan. Akan tetapi perlu diberikan catatan bagi Juve seusai pertandingan yang tidak mudah ini.
Pertandingan ini dapat menjadi sebuah warning atau peringatan bagi Juve jika tampil tanpa Ronaldo. Tanpa disadari kehadiran Ronaldo membuat gaya permainan mereka mulai berubah. Ronaldo seperti merubah Juve yang biasanya bermain kolektif perlahan-lahan menjadi Ronaldosentris.
Maklum saja ini terjadi karena Ronaldo bukan saja menjadi pendulang gol tetapi juga menjadi pemberi assist untuk terciptanya gol demi gol bagi Juventus.  Tak mengapa jikalau hasilnya positif  namun negatifnya adalah tandem Ronaldo di lini depan seperti Dybala dan Mandzukic mesti "menunggu" Ronaldo untuk menentukan bagaimana pergerakan mereka..
Hal ini membuat Dybala dan Mandzukic menjadi kebingungan ketika Ronaldo tidak ditampilkan. Kebingungan ini berujung kepada siapa yang menjadi pencetak gol atau siapa yang berperan sebagai pengumpan. Â Seperti hanya menunggu aksi seorang Ronaldo. Ada ketergantungan di sana.
Jika ini terus berlanjut, maka Juve pantas kuatir karena paruh kedua musim terlihat lebih berat karena ditambah dengan fase Liga Champions yang akan memasuki fase gugur---Juve akan berhadapan dengan Atletico Madrid di fase ini. Mengandalkan seorang Ronaldo tanpa topangan pemain lain akan beresiko.
Allegri dirasa perlu untuk kembali memotivasi pemain lain seperti Dybala dan Mandzukic bahwa mereka seharusnya mampu menjadi pembeda pertandingan dengan atau tanpanya Ronaldo. Demikian pula dengan para pemain yang berlabel supersub seperti Douglas Costa, Bernadeschi dan yang lainnya, agar sebaiknya mampu menjadi pelapis yang memberi sumbangsih berarti.
Laga berikut melawan Sampdoria di akhir pekan ini akan menjadi ujian berikutnya bagi Juventus. Kabarnya, Allegri juga berencana mengistirahatkan Ronaldo.Â
Sebaiknya rencana itu dilaksanakan agar dapat memastikan kembali segawat apa Juve tanpa Ronaldo. Jika menang, kekuatiran itu belum terlalu menggumpal tetapi jika kembali gagal menang, kerutan di wajah Allegri dipastikan akan terlihat semakin banyak menjelang tahun baru.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H