Soal pelatih asing, saya sependapat. Ketika PSSI masih terkesan menganggap enteng dengan membayar gaji Luis Milla yang telat, menjelang Piala AFF, tim pesaing, Filipina sudah mengambil langkah hebat dengan menunjuk Sven-Goran Errikson sebagai pelatih.
Menurut saya, pelatih asing itu bukan sekedar mampu membuat perubahan secara taktik, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri para pemain. Sekali lagi, kepercayan pada kemampuan pelatih dari para pemain penting untuk didapatkan.
Apakah saat ini para pemain berpotensi kehilangan kepercayaan terhadap Bima? Meski tidak seratus persen yakin hal itu saat ini terjadi, saya pikir bisa saja akan terjadi kedepannya.
Selain alasan-alasan di atas, ada alasan lain mengganti Bima yaitu target poin yang harus dicapai. Di dalam sebuah turnamen ada target poinyang seperti menjadi rumus untuk sebuah tim lolos. Contohnya di Liga Champions yang terisi oleh empat klub/tim, hitungan kelolosan adalah jika sebuah tim mampu meraih 10 poin.
Jika formula itu kita pakai di timnas saat ini dengan grup B yang terisi oleh 5 tim, maka poin yang harus diraih oleh timnas, saya kira adalah 13 poin. Jika saat ini, timnas sudah meraih 3 poin dari dua pertandingan, maka perlu paling tidak minimal 10 poin lagi.
Hitungan saya, kita akan kesulitan mendapatkan poin melawan Thailand. Jika Timor Leste kita mampu mendulang 6 poin, Singapura 3 Poin, maka satu kemenangan atas Filipina cukup untuk membawa kita lolos, asal dengan catatan catatan gol kita juga baik. Mengganti Bima lebih cepat paling tidak dapat membuat timnas direset kembali untuk mengejar target poin.
Namun mengganti Bima juga bukan tanpa resiko. Mendapatkan hasil instan dari pergantian pelatih, seperti sebuah perjudian. Bisa berhasil, bisa tidak. Jika cocok seperti penunjukan Santiago Solari sebagai pelatih baru Real Madrid, maka hasilnya akan baik. Jika tidak, maka hanya akan melengkapi penderitaan saja.
Faktor adaptasi pemain terhadap pelatih baru menjadi salah satu pertimbangan utama. Bima jelas lebih mengenal para pemain daripada pelatih yang baru. Artinya jikalau harus mengganti dengan pelatih baru, pastikan Bima juga harus berada di sampingnya.
***
Di dalam keadaan seperti ini, saya tetap mempunyai harapan terhadap penampilan timnas. Laga melawan Thailand di Bangkok menjadi ujian berat di dalam situasi seperti ini. Namun apapun bisa terjadi. Kesulitan kerap menjadi stimulus untuk keluarnya kemampuan terbaik yang dipunyai.
Ekspetasi minimal adalah timnas dapat tampil lebih baik di lapangan meski di atas kertas kalah dari Thailand. Dua laga awal, menyajikan dua potret dari usaha yang telah dilakukan oleh Bima dan jajaran pelatih. Pemain sudah diutak-atik atau diganti dan beberapa usaha lain yang dilakukan. Tak perlu menang, tapi tampil kembali meyakinkan.