Kembali menguasai pertandingan, akhirnya bek kiri timnas, Alfath Fathier berhasil mencetak gol penyama kedudukan di menit ke-60. Sembilan menit kemudian Lilipaly mencetak gol kedua timnas melalui titik penalti setelah Andik Virmansyah dijatuhkan bek Timor Leste di kotak terlarang.
 Meski sesudah itu masih sulit mencetak gol, namun Beto mampu menambah keunggulan timnas menjadi 3-1 di menit ke-82 melalui sundulannya menyambut umpan matang dari Riko. Akselarasi Riko malam itu memang sangat efektif membuka ruang bagi timnas. Skor 3-1 ini bertahan hingga pertandingan berakhir.
***
Kemenangan timnas ini memang patut disyukuri meski diraih dengan susah payah. Timnas seperti bermain dengan beban berat, tidak lepas seperti biasanya. Paling tidak ada tiga hal yang saya soroti dalam pertandingan kali ini berkaitan dengan penampilan timnas.
Pertama, timnas kehilangan fighting spirit. Saya yakin banyak yang setuju bahwa timnas dalam dua pertandingan kali ini tampil seperti tanpa motivasi atau tidak "haus darah". Cukup prihatin karena hal itu terjadi di depan pendukung sendiri di Gelora Bung Karno.
Saya mengenal timnas sebgai tim yang selalu bermain dengan semangat juang yang tinggi sepanjang permainan, tetapi yang saya dapati pemain tampil tidak garang seperti biasanya.  Ada apa sebenarnya? Biasanya ini terjadi ketika pelatih tak sanggup membangkitkan motivasi dari para pemain pasca kekalahan, soal leadership. Hal ini sempat saya bahas di tulisan berjudul  Bima Sakti yang Masih Kurang Berani. Sebaiknya dalam pertandingan selanjutnya, hal ini dapat segera dibenahi.Â
Namun akan menjadi amat sulit diobati apabila ini terjadi karena sudah timbul ketidakpercayaan para pemain pada kemampuan Bima Sakti. Semoga bukan itu yang terjadi.
Kedua, lagi-lagi timnas kehilangan form permainan yang dikehendaki. Taktik 4-2-3-1 di tangan Bima Sakti tidak bekerja dengan baik dalam pertandingan ini. Sering terjadi ruang kosong yang mampu dimanfaatkan lawan ketika dua pemain tengah Evan Dimas dan Hargianto tidak piawai menutup area mereka.
Hal ini bisa disebabkan karena penampilan pemain yang di bawah penampilan terbaik mereka, tetapi bisa juga disebabkan Bima Sakti yang kurang piawai menghasilkan permainan sepak bola yang seimbang dalam pola ini. Baik dalam bertahan maupun menyerang.
Jika ingin aman, Bima dapat memainkan 4-3-3 atau 4-4-2. Saya lebih senang menambah satu gelandang bertahan sehingga membuat Evan Dimas lebih bebas berkreasi dan fokus membangun serangan daripada ikut bertahan. Â Saya yakin, jika Evan mendapatkan ruang semestinya, alur bola kita akan lebih lancar mengalir.
Ketiga, mainkan Riko Simanjuntak sebagai starter jangan lagi dari bangku cadangan. Dari pertandingan ini, meski tidak mencetak gol, saya pikir Riko Simanjuntak tampil sungguh amat baik. Jika ingin tetap memainkan serangan yang bertumpu di sayap, Bima memang harus pintar mengutak-atik pemain sehingga mendapatkan pemain yang tampil  paling baik.