Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menunggu Kursi Julen Lopetegui Diganti Antonio Conte

20 Oktober 2018   22:21 Diperbarui: 21 Oktober 2018   04:00 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Julen Lopetegui akan dipecat Madrid? Gambar : TampaBay

Langit Santiago Bernabeu tidaklah mendung, namun wajah Julen Lopetegui terlihat musam seusai pertandingan melawan Levante. Real Madrid baru saja dipermalukan Levante 1-2 di kandang sendiri.  Kedua tangan Lopetegui dimasukan di saku celananya, mulutnya komat kamit, pandangan matanya kosong, sepertinya waktunya di Real Madrid semakin sedikit.

Real Madrid di tangan Lopetegui sedang berada di dalam krisis.  Luka Modric dan kawan-kawan hanya mampu menang satu kali dalam enam pertandingan terakhir, sisanya Madrid kalah tiga kali dan imbang satu kali. Hasil seperti ini tentu tidak bisa ditolerir bagi klub sebesar Real Madrid.

Sebelum pertandingan melawan Levante, kabarnya Lopetegui sudah diultimatum oleh manajemen Madrid. Jika sampai mengecewakan dalam tiga pertandingan selanjutnya seusai jeda internasional--pertandingan terakhir adalah laga El Classico melawan Barcelona,  Lopetegui akan dipecat. Sayangnya, baru pertandingan perdana dikandang sendiri pula, Madrid tumbang dari Levante.  Lopetegui merana.

Kursi yang ditempati Lopetegui semakin panas. Sepertinya tak lama lagi sudah akan ada nahkoda anyar yang akan menggantikan posisinya. Dari berbagai kabar media, nama pelatih asal Italia, Antonio Conte menjadi kandidat terkuat pengganti Lopetegui.

Kabarnya Conte tinggal menunggu penyelesaian masalah pemutusan kontraknya dengan Chelsea yang masih menyisakan sedikit persoalan soal pembayaran gaji, dan selanjutnya akan berlabuh ke Real Madrid.

Pertanyaannya adalah apakah Antonio Conte mampu membawa Real Madrid berpresatasi lebih baik daripada Lopetegui?

Jika Real Madrid dianggap sedang sakit, maka untuk menjawab pertanyaan di atas  mari kita mencoba terlbeih dahulu mendiagnosa sakit penyakit yang diderita oleh Los Galacticos.

Saya pikir ada dua perspektif yang dapat membantu kita melihat ini sembari membandingkan dengan kapasitas seorang Antonio Conte. Pertama, soal kepergian Christiano Ronaldo dan kedua, gaya kepemimpinan sekaligus metode kepelatihan.

Mari kita mulai dari yang pertama, Madrid "sakit" karena kepergian Ronaldo. Lopetegui sebelumnya terlihat yakin bahwa kepergian Ronaldo tidak membawa dampak siginfikan terhadap penampilan dan prestasi Madrid.

"Sebuah tantangan yang menarik menciptakan kembali tim ini tanpa Ronaldo, membuat tim ini tetap kompetitif, dan mampu meraih gelar. Saya tidak ragu kesuksesan ini bisa terjadi bersama para pemain yang ada," ujar Lopetegui saat Ronaldo memastikan hengkang ke Juventus.

Adalah hal yang wajar Lopetegui mengatakan hal tersebut, bagi pelatih baru dia harus menebar optimisime. Tanpa atau dengan Ronaldo, Lopetegui mau tidak mau sudah meneken kontrak sebagai pelatih baru. Mungkin juga dalam hati, Lopetegui berujar  Ronaldo telah pergi tetapi masih ada Gareth Bale, Marco Asensio, Mariano Diaz hingga Vinicius Junior yang dapat menggantikan Ronaldo.

Lama kelamaan Lopetegui akhirnya sadar bahwa dia keliru. Kepergian Ronaldo berdampak amat  signifikan terhadap penampilan Madrid. Pergerakan pemain dari belakang dan tengah begitu mulusnya tetapi tanpa seorang finisher yang mumpuni, Madrid seperti sedang bekerja keras namun tanpa hasil. 

Asensio yang digadang-gadang sebagai pengganti Ronaldo malah sampai sekarang hanya mampu mencetak satu gol, Bale juga tidak konsisten apalagi Vinicius dan Mariano yang masih butuh waktu beradaptasi lagi dengan Madrid.

Dari data statistik pertandingan melawan Levante juga menunjukan masalah besar. Dengan jumlah tendangan membahayakan gawang hingga 34 kali berbanding enam milik Levante dengan hanya satu gol tercipta , itupun dari kaki Marcelo yang notabene seorang bek menandakan bahwa Madrid memang amat bermasalah di lini depan.

Padahal penguasaan bola Madrid mencapai 71 persen dengan jumlah operan 601 operan (berbanding 272) sedangkan akurasi operan menyentuh angka 0 persen. Menguasai pertandingan tetapi hanya mencetak satu gol. Bukan sebuah tim yang tajam di depan, tetapi tumpul.

Jika Antonio Conte datang apakah Conte akan menyelesaikan masalah ini? Saya pikir, bisa ya bisa tidak. Tetapi yang dapat dipastikan dari Conte adalah dalam keadaan tersebut, Conte tidak akan membuat Madrid dengan mudahnya kebobolan dua gol dari Levante di babak pertama. Ini yan tentu amat disesalkan oleh pendukung Los Blancos di laga ini.

Conte mungkin bisa saja berhasil membuat Bale Cs semakin produktif tetapi yang paling penting adalah Conte dapat membuat Madrid tidak kebobolan dengan mudah. Conte menjadi jaminan dari sepak bola yang lebih seimbang.

Madrid rasanya membutuhkan itu dari seorang Conte, sambil menunggu pergerakan transfer Madrid di bulan Januari yang dipastikan akan masif di sektor depan. Ada nama Paulo Dybala (Juventus), Mauro Icardi (Inter Milan) atau Robert Lewandowski (Bayern) yang dikabarkan akan merapat ke Madrid di Januari nanti.

Hal berikut yang dapat dibahas adalah metode latihan. Jika kita lebih dahulu membandingkan Lopetegui dengan pelatih Madrid sebelumnya, Zinedine Zidane maka nampak jelas ada perbedaan soal metode kepelatihan.

Jika  Zinedine Zidane mengutamakan latihan fisik yang maksimum maka Lopetegui lebih banyak mengandalkan pendekatan personal melalui komunikasi.

Biasanya setelah liburan musim panas, Zidane selalu menyambut pemain dengan menggenjot fisik di sesi latihan. Selain itu  dialog yang tercipta antar pemain dengan Zidane amat terbatas, Zidane lebih menitik beratkan pada fisik dan teknis.

Sedangkan Lopetegui agak berbeda. Lopetegui tidak membuat pemain Madrid terlalu berkeringat di latihan dan lebih menitikberatkan taktik serta memiliki waktu yang lebih banyak untuk berkomunikasi dengan para pemain. Inilah yang membuat pemain seperti Lucas Vasques, Marco Asensio yang kerap berada di bangku cadangan di era Zidane menjadi senang karena Lopetegui menjanjikan jam terbang yang lebih baik.

Saya berpikir, gaya melatih ini memberi kontribusi signfikan dari hasil negatif yang diraih Madrid selama ini. Pemain memang terlihat lebih rileks tetapi juga tidak mampu menjaga level permainan mereka. Secara fisik mereka terlihat tak mampu tampil prima dan konsentrasi sejak menit awal hingga akhir. Madrid menjadi sering tertinggal terlebih dahulu baru meningkatkan permainan di lapangan, sesuatu yang jarang dialami di saat Zidane masih melatih.

Conte akan membuat Madrid bangkit? I Gambar : ESPN
Conte akan membuat Madrid bangkit? I Gambar : ESPN
Lalu bagaimana dengan Antonio Conte jika melatih Madrid?  Conte dikenal sebagai pelatih yang sangat ekspresif dan gila akan latihan fisik.

 "Latihan bersama Conte sangat berat, dia sangat mencintai sepak bola. Conte melakukan pekerjaan yang luar biasa, tetapi dia selalu mengingatkan bahwa kami belum selesai dan harus selalu fokus," kata David Luiz bercerita saat Conte melatih di Chelsea dan membawa Chelsea juara di musim 2016/17.

Artinya Conte akan menghadirkan Madrid seperti di era Zidane lagi, kuat secara fisik dan mampu berkonsentrasi selama 90 menit. Madrid membutuhkan hal tersebut.

Kelebihan Conte yang lain adalah mampu memotivasi pemain di saat terpuruk. Conte adalah motivator ulung. Juventus dan Chelsea adalah buktinya. Conte mampu membuat Juve bangkit sesudah terpuruk di Seri A dan membuat Chelsea kembali disegani di Liga Premier. Ini adalah karakter spesial dari seorang Conte yang tentu amat dibutuhkan oleh Madrid.

Harapannya adalah pemain senior seperti modric, Ramos dan Marcelo kembali dibangkitkan gairah untuk tetap dahaga juara sembari memunculkan kemampuan terbaik dari pemain-pemain baru seperi Mariano dan Vinicius.

Sesudah pertandingan melawan Levante, Presiden Madrid, Florentino Perez tentu tidak akan tidur lelap karena sedang memikirkan cara agar Madrid dapat bangkit dan tampil lebih baik lagi.

Pilihannya adalah segera mengganti Lopetegui dengan Conte sebelum El Classico, atau Perez akan menunggu hingga El Classico. Melihat gaya Perez selama ini, sepertinya Lopetegui akan ditendang secepatnya, dan ada pelatih baru yang akan diumumkan sebagai pengganti. Antonio Conte? Sangat mungkin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun