Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menakar Kekuatan Timnas Belanda di Tangan Ronald Koeman

17 Oktober 2018   14:07 Diperbarui: 19 Oktober 2018   19:18 2408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ronald Koeman, Pelatih Timnas Belanda I Gambar: RTL Neuws

Salah satu hasil yang menarik dalam jeda internasional adalah hasil Belanda melawan Jerman. Akhir pekan lalu, Stadion Johan Cruijff ArenA bergemuruh saat Tim Nasional Belanda berhasil mengalahkan Tim Nasional Jerman dalam laga lanjutan UEFA Nations League dengan skor telak 3-0. Kemenangan yang secara historis memang amat ditunggu oleh publik sepak bola di Belanda.

Mengapa? Kemenangan ini menjadi kemenangan pertama De Oranje dalam 23 kali pertemuan terakhir mereka dengan Jerman. Menjadi lebih istimewa karena marjin tiga gol yang diukir dalam pertandingan ini juga menjadi yang pertama sejak terakhir kali terjadi di tahun 2002 atau 16 tahun lalu.

Namun pertanyaan berikutnya adalah di tengah euforia kemenangan Memphis Depay cs itu, apakah ini pertanda De Oranje sudah bangkit di tangan sang pelatih, Ronald Koeman? Apakah Belanda dapat segera kembali mendapatkan rasa hormat setelah tak mampu berlaga di Piala Dunia kemarin?

Jika mau jujur, masih terlalu prematur untuk menjawab pertanyaan ini. Alasan utamanya adalah karena Ronald Koeman baru delapan bulan melatih Belanda sejak ditunjuk pada Februari 2018. Pelatih berusia 54 tahun ini dianggap sosok yang tepat untuk menggantikan Dick Advocaat yang dianggap gagal total setelah Belanda tak lolos Piala Dunia Rusia 2018.

Namun tak ada salahnya untuk menakar sejauh mana Koeman sudah membawa Belanda sehingga tampil apik sampai saat ini. Paling tidak ada dua hal yang dapat diketengahkan Belanda di bawah asuhan Ronald Koeman.

Pertama, Belanda menjadi lebih percaya diri di tangan Ronald Koeman. Belanda yang ditinggalkan Advocaat adalah Belanda yang terluka dan dapat dikatakan kehilangan kepercayaan diri. Rasa malu itu semakin nyata karena Belanda sebagai tim peringkat ketiga di Piala Dunia 2014 prestasinya memang menukik tajam meski telah berganti pelatih dari Guus Hiddink, Danny Blind dan Dick Advocaat.

Di tangan Koeman, Belanda seperti memulai dari titik nol dan mulai meninggalkan pedihnya masa lalu. Dalam skuad Koeman tak ada lagi pemain senior seperti Arjen Robben dan Wesley Sneijder yang memang memutuskan untuk pensiun dari timnas.

Seharusnya tidak mudah karena Belanda harus mengandalkan pemain-pemain muda atau minim pengalaman. Namun itulah kelebihan Koeman yang terbukti mampu membuat pemain muda dan minim pengalaman untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya semasa melatih di klub seperti Southampton aatau Everton.

Di timnas, Koeman mampu memotivasi pemain seperti Virgil Van Dijk, Mathijs De Light dan Frenkie De Jong agar dapat tampil percaya diri bagi De Oranje. Kepercayaan diri yang mampu membuat Belanda kembali tampil menghibur dan menakutkan.

Kedua, Belanda tampil lebih kolektif sebagai sebuah tim di tangan Koeman. Salah satu persoalan utama Belanda saat gagal adalah ketergantungan pada pemain-pemain senior seperti Arjen Robben, Robin Van Persie dan Wesley Sneijder. Belanda bermian dengan mengharap keunggulan individual dari pemain-pemain tersebut sehingga gagal tampil sebagai sebuah tim.

Setelah para pemain tersebut pensiun dari timnas atau sudah mulai uzur, Koeman "terpaksa" mengandalkan pemain muda potensial yang dimiliki dengan kemampuan skill yang masih rata-rata. Namun, sisi positifnya adalah Belanda dapat tampil lebih kolektif.

Tak ada lagi senioritas, tak ada lagi bintang, yang ada adalah sekumpulan sebelas pemain yang mau bahu membahu menampilan penampilan yang kuat sebagai sebuah tim.

Para pemain senior seperti Kevin Strootman, Daley Blind dan Ryan Babel dimasukan kembali ke tim bukan sekedar karena kemampuan mereka tetapi karena kebutuhan tim. Saling melengkapi satu sama lain. Ikatan kuat itulah yang menjadi modal dan sulit ditembus Jerman dalam laga di UEFA Nation League.

***

Ibarat sebuah bangunan yang sedang dibangun kembali, masih ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh Koeman jika ingin Belanda terus tampil ciamik. Paling tidak ada dua hal yang dapat menajdi perhatian;

Pertama, Koeman perlu lekas menciptakan sosok pemimpin di timnas Belanda. Sosok ini amat dibutuhkan sebagai perpanjangan tangan Koeman untuk dapat menerjemahkan apa yang Koeman inginkan di lapangan sekaligus sebagai pelecut motivasi di tengah pemain.

Ada beberapa kandidat, yaitu Kevin Strootman, Daley Blind atau Virgil Van Dijk. Jika mesti memilih, maka sosok pemimpin yang paling tepat bagi Belanda harus dimunculkan dari lini belakang. Hal ini sama dengan saat zaman Koeman, atau pada waktu Frank De Boer.

Koeman sepertinya sudah mulai melihat situasi ini dan mengupayakan beberapa langkah taktis, seperti memberikan perhatian khusus kepada Virgil Van Dijk dalam setiap laga di klub atau timnas.

"Saya bicara kepada Virgil sekitar 30 detik usai pertandingan kontra Prancis. Saya sangat mengenalnya - dan itu artinya saya tahu persis kesalahan-kesalahan kecilnya" ujar pelatih Belanda, Ronald Koeman.

Memberikan perhatian dan memberikan kritik yang tepat adalah cara membangun relasi yang baik bagi seorang pemimpin tim. "Virgil harus memperbaik itu, tidak banyak, tapi kadang dia suka terlalu santai. Itu harus diubah." tambah Koeman saat itu. Sangat efektif, karena dalam laga lanjutan melawan Jerman, Virgil tampil kokoh dan bahkan mencetak gol bagi Belanda.

Kedua, Koeman perlu untuk mendorong pemain Belanda untuk menjadi bintang di level klub. Masa kejayaan Belanda dipercaya akan lebih cepat digapai jika ada sosok bintang yang lahir di klub. Timnas tanpa pemain bintang dan hanya dihuni pemain medioker akan sulit bersaing di kompetisi besar sekelas Piala Eropa atau Piala Dunia.

Belanda perlu generasi bintang sesudah era Van Persie dan Arjen Robben. Di lini depan, Belanda masih kesulitan, karena pemain seperti Memphis Depay, Quincy Promes hanya berlaga di klub semenjana. Di lini tengah masih lumayan karena ada Wijnaldum yang menjadi tulang punggung Liverpool ketika berhasil melaju ke final Liga Champions.

Lini belakang Belanda adalah sisi yang paling memungkinkan memunculkan sosok bintang. Selain Virgil Van Dijk, ada nama Stefan De Vrij dan Matias De Light yang diperkirakan sinarnya akan semakin terang benderang di masa depan. Dalam kata lain, kepercayaan diri yang didapatkan di klub diperkirakan akan menular baik ketika para pemain Belanda tampil di level tim nasional.

Belanda dan Koeman sedang berada di jalur yang tepat. Kemenangan atas Jerman di UEFA Nation League diteruskan dengan penampilan memuaskan saat bersua melawan Belgia pada Rabu (17/10/2018) dini hari WIB.

Semifinalis Piala Dunia tersebut tampil dengan skuad yang 90 persen saat berlaga di Stade Roi Baudouin, Brussels. Lini depan Belgia diisi oleh Eden Hazard, Mertens dan Lukaku. Disinilah ujian bagi Belanda teruji dalam level yang lebih tinggi.

Belanda tampil apik. Meski harus kalah dari segi penguasaan bola tetapi Belanda cukup merepotkan Belgia melalui pergerakan Memphis Depay dan Promes di lini depan. Jumlah tendangan ke gawang Belanda juga sama dengan yang dipunyai Belgia. Statistik yang berarti, Belanda telah tampil lebih percaya diri dan seimbang.

Anak-anak Koeman juga tak gampang panik meski telah ketinggalan cepat di awal pertandingan melalui gol Mertens di menit ke-5. Tampil tetap tenang, Van Dijk cs berhasil menyamakan kedudukan melalui gol sayap mereka Arnaut Groeneveld di menit ke-28. Skor imbang 1-1 bertahan hingga akhir pertandingan.

Koeman pantas puas dengan hasil bagus beruntun dalam dua kali pertandingan Belanda. Meskipun masih ada catatan yang perlu diperbaiki oleh De Oranje tetapi jika Koeman tetap dapat mengontrol tim seperti ini, maka jalan ke Piala Eropa 2020 akan semakin mulus bagi Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun