Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Seusai Alexis Sanchez Kembali Mencetak Gol

10 Oktober 2018   20:23 Diperbarui: 10 Oktober 2018   20:51 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alexis Sanchez, Striker Manchester United yang masih dipertanyakan I Gambar : independent

"Saya pikir dia [Sanchez] adalah anak yang baik," ujar Jose Mourinho sesudah Alexis Sanchez mencetak gol penentu kemenangan Manchester United (MU) ke gawang Newcastle United dalam laga akhir pekan kemarin.  Di Old Trafford, MU dibuat kewalahan oleh Newcastle dengan tertinggal dua gol terlebih dahulu sebelum akhirnya berbalik unggul 3-2 di akhir laga.

Kembali ke pernyataan Mourinho, apa maksud pernyataan Mourinho tersebut dengan mengatakan Sanchez adalah anak yang baik? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, alangkah baiknya apabila kita melihat situasi Sanchez di MU sekarang.

Menurut saya, Sanchez ibarat awan gelap lain di tengah mendung yang dialami oleh MU. Di saat media menyorot hubungan antara Mourinho dan Paul Pogba yang tak kunjung akur, penampilan Sanchez yang buruk dengan kontribusi minimal agak terlupakan. Padahal, inilah pemain yang sempat membuat heboh bursa transfer Januari pada musim lalu dengan pindah dari Arsenal ke MU.

Saat itu, di tengah buruknya prestasi Arsenal, Sanchez sampai hati meninggalkan Arsenal menuju ke klub rival, Manchester United. Sebuah tindakan yang bukan saja disesali oleh pendukung The Gunners bahkan dikecam oleh pelatih Liverpool, Jurgen Klopp.

"Tidak ada pemain Liverpool yang akan pindah ke klub rival dengan cara seperti ini. Saya tidak hanya yakin soal itu, saya tahu itu. Mustahil saya melepas pemain ke klub rival" ujar Klopp, hampir tak percaya.

Harus diakui, pernyataan Klopp adalah sesuatu yang ideal, namun di sepak bola bagi sebagian pemain termasuk Sanchez ada kekuatan lain yang melebihi idealisme tersebut, yaitu uang. Manchester United menawarkan sesuatu yang sangat menggiurkan bagi pemain asal Chile tersebut.

MU harus menggelontorkan dana 35 juta pounds untuk menebusnya ditambah Hendrik Miktharyan, Sanhez juga menerima total gaji hingga 600.000 pounds per pekan, dengan rincian 350.000 gaji pokok, 100 ribu pounds untuk biaya hak cipta pemain dengan bonus 144 ribu pounds. Sebuah jumlah yang membuat Sanchez menjadi pemain dengan gaji tertinggi di MU.

Arsenal bersama Arsene Wenger  harus rela dan pasrah, sebaliknya di kubu MU ada kegirangan yang bukan kepalang. "Dia akan membawa ambisi, hasrat, kepribadian, serta kualitas yang bagus bagi Manchester Uniter dan sang pemain akan membuat tim ini semakin kuat dan suporter tentu akan bangga" ujar Jose Mourinho saat itu.

Benar, Sanchez menunjukan ambisi dan hasrat di awal penampilannya bersama MU, tetapi itu hanya sementara saja. Sanchez mulai jarang mencetak gol. Gol terakhir yang dibuatnya adalah pada 31 Maret saat MU menang atas Swansea City dengan skor 2-0. Sesudah itu, Sanchez seperti kehilangan hasrat dengan puasa gol yang amat panjang hingga awal musim ini. Torehan tiga gol dan enam assist dianggap terlalu sedikit.

Mimpi Mou agar suporter semakin bangga akan kehadiran Sanchez berubah menjadi olokan dan sindiran dari para fans. Ketika Sanchez tampil buruk dengan tidak mencetak gol dan kehilangan banyak bola, maka Sanchez dituding sebagai biang kekalahan.

Mengapa Sanchez sampai tampil buruk seperti itu. Paling tidak ada dua hal yang dapat disimpulkan. Pertama, ekspetasi terhadap Sanchez terlalu besar. Sanchez memang dibanderol dan ditebus dengan sangat mahal, tetapi yang harus disadari oleh penggemar MU, Sanchez bukanlah Messi dan Ronaldo yang sanggup menanggung harapan besar dari klub dan penggemar.

Sanchez memang pernah bermain dengan Messi di Barcelona,  tetapi dia bukanlah Messiah. Perlu perspektif baru untuk melihat Sanchez. Dia munkin adalah pemain yang bergaji tertinggi, tetapi dia bukanlah pemain yang sanggup menahan beban sebagai penentu keberhasilan tim yang dia perkuat.

Rekannya di MU, Paul Pogba juga menyiratkan demikian. "Hal yang harus anda tahu tentang Alexis adalah dia seorang pekerja keras. Dia berlatih dengan sangat baik, selalu mencoba membantu tim, berbicara dengan rekan-rekannya dan melakukan segalanya" ujar Pogba.

Jika dia sudah bekerja keras, dan hasilnya demikian? Lalu apa yang salah? Ekspetasi atau harapan terhadap Sanchez. Dia hanyalah seorang pria Chile yang menginginkan gaji lebih baik. Sesederhana itu.

Kedua, adaptasi terhadap gaya Mourinho. Pendukung Sanchez mengatakan bahwa sepak bola pasif yang diterapkan oleh Mourinh mempengaruhi cara bermain Sanchez. Salah satu yang mengatakan demikian adalah pelatih timnas U-20 Chile, Jose Sulantay.

"Tentu saja ada peran Mourinho di sana. Mourinho bermain defensif dan mengandalkan bola panjang. Strategi ini mengurangi peran Sanchez di posisinya (sayap kiri)" ujar Sulantay.

Sulantay ada benarnya. Jika kita perhatikan di lapangan, Sanchez memang bermain seperti orang yang kebingungan. Bahkan para penggemar MU mengatakan bahwa Sanchez bermain seperti sedang mabuk anggur murahan dari Chile. Bukan saja soal kontrol bola yang tidak sempurna tetapi tentang penempatan posisi yang sering salah.  Sanchez seperti tanpa arah.

Padahal dalam sepak bola modern, seharusnya Sanchez harus mampu cepat beradaptasi. Bukankah banyak pemain hebat dapat bermain dengan berbagai posisi sesuai kebutuhan tim dengan sama baiknya? Jika Sanchez tak mampu maka yagn perlu ditanyakan adalah kualitasnya. Jika harus jujur,  kualitas Sanchez  semakin lama semakin menurun.

Mungkin karena alasan inilah, Mou akan lebih memilih Rashford, Martial atau Lingard yang lebih mampu bertransformasi sesuai dengan strategi yang Mou inginkan di lapangan. Tempat bagi Sanchez sudah amat terbatas.

***

Mari kita kembali ke kalimat "anak baik" dari Mourinho bagi Sanchez di awal tulisan ini. Jika harus mengartikannya, maka kalimat ini dapat berarti bahwa seorang Sanchez tidaklah seperti Pogba atau pemain lain yang terlalu banyak protes ketika tidak dimainkan sebagai starter oleh Mourinho.

Pemain yang sekarang berusia 30 tahun ini lebih memilih untuk diam ketika berada dalam situasi tersebut, dan hal ini  dapat dikatakan sebuah hal yang amat positif atau disukai seorang Mourinho. Mou tentu senang jenis pemain yang taat atau loyal daripada pemain yang terlalu vokal di dalam tim di tengah keadaan tim yang memanas akhir-akhir ini.

Namun Mou juga harus menyadari, bahwa setiap pemain dapat berubah. Sesudah mencetak gol melawan Newcastle, kabarnya Sanchez kembali bersuara. Sanchez meminta kontraknya segera diperbaharui oleh MU.

Jika seorang pemain mulai ingin membicarakan kontrak, maka hanya ada dua kemungkinan. Meminta kenaikan gaji atau sedang tidak puas dengan perlakuan pelatih terhadap dirinya.

Jika dapat sedikit memberi saran kepada Sanchez, sebaiknya Sanchez fokus saja terhadap penampilan di lapangan daripada memikirkan hal lain. Soalnya dengan gaji yang amat tinggi dan masih minim kontribusi, Sanchez akan dengan mudahnya dipaksa keluar dari Old Trafford.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun