Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mauricio Pocchetino, Pilihan Terbatas bagi Manchester United

5 Oktober 2018   21:23 Diperbarui: 6 Oktober 2018   13:24 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bursa pelatih baru bagi Manchester United (MU)  pasca Mourinho menjadi bahan perbincangan yang selalu menarik. Pelatih MU sekarang, Jose Mourinho semakin terdesak. Media mengisyaratkan dengan begitu jelas  sampai dimana Mou akan dipertahankan MU.

 Laga akhir pekan ini melawan Newcastle United menjadi ujian bagi Mou. Jika menang, napas Mou akan sedikit lebih panjang, namun jika kalah, Mou harus angkat kaki dari Old Trafford.

Untuk itulah nama-nama seperti Zinedine Zidane, Antonio Conte dan Mauricio Pocchetino semakin gencar diperbincangkan sebagai calon kuat pengganti Mou. Terakhir, setelah Zidane belum memberikan kepastian dan Conte masih dipertimbangkan, Pocchetino dianggap sebagai kandidat terkuat.  

Paling tidak ada dua faktor yang dapat mengedepankan Pochettino, lebih dari dua kandidat yang lain. Pertama, faktor pengalaman melatih di Liga Inggris. Dibandingkan dengan kedua kandidat lain, pria asal Argentina ini masih unggul soal pengalaman di Liga Inggris.

Jika Zidane belum pernah sekalipun melatih di klub Inggris, maka Antonio Conte hanya bisa bertahan dua musim di Chelsea. Pocchetino sendiri memulai peruntungan melatih di Liga Inggris sudah sejak tahun 2013, dengan melatih Southampton.

Mengapa hal ini cukup penting? Ada dua alasan yang dapat diberikan. Pertama, MU tidak ingin "bermain judi" dengan melatih klub tanpa pengalaman di Liga Inggris. Gaya permainan di Liga Inggris tentu berbeda dengan di Liga Spanyol dan liga lain.

Dahulu dikenal dengan Kick and Rush, sepak bola Inggris era modern telah berkembang bervariasi dan mengharuskan pendekatan yang tepat. Pelatih seperti Josep Guardiola saja butuh waktu beradaptasi dengan gaya bermain di Inggris selama semusim, sebelum akhirnya meraih gelar juara.

Hal berikutnya, MU sudah tak memiliki kesabaran untuk menunggu seorang pelatih "baru" untuk beradaptasi dengan kultur sepak bola Inggris. MU berharap sang pelatih segera memberikan efek positif.  Untuk kedua hal ini,  sekali lagi Pocchetino jelas lebih unggul dari dua kandidat lain.

Kedua, faktor pembinaan dan pendekatan pada pemain muda. Pocchetino dianggap mampu membimbing para pemain muda dan akhirnya melahirkan calon bintang masa depan. Nama-nama seperti Erik Dier, Delle Alli dan Harry Kane menjadi contoh bukti kemampuan Pocchetino soal ini.

Kondisi MU saat ini membutuhkan kehadiran Pocchetino. Mourinho dianggap tidak memiliki kompetensi untuk menenangkan para pemain muda sehingga perubahan terasa lebih lambat terjadi. Permasalahan dengan Rashford, Lingard dan dengan Pogba membuktikan hal tersebut.  

Kehadiran Pocchetino di Old Trafford diharapkan mampu memesona Pogba agar mau terus bertahan di MU paska konflik dengan Mourinho serta membuat Rashford kembali menemukan kepercayaan dirinya karena sering berkonflik dengan Mou sehingga kerap dicadangkan.

***

Apakah ada jaminan Pocchetino akan sukses di MU? Dalam jangka pendek, saya kira tidak. Bahkan saya merasa faktor pengalaman dan pendekatan pada pemain muda membuktikan bahwa MU diperhadapkan pada pilihan yang amat terbatas dalam diri Pocchetino.

Apa yang saya maksudkan adalah, Pocchetino belum bisa membuktikan apa-apa jika bicara tentang gelar prestisius. Dalam kata lain, Pocchetino tidak sebaik Mourinho , bahkan Conte sekalipun.

Pochettino hanyalah pelatih yang mampu membuat Hotspur mampu bersaing dengan klub elit lainnya dengan permainanan yang atraktif. Tak lebih, tak kurang.

Tetapi jika bicara target jangka panjang, Pocchetino bisa menjadi sebuah pilihan bagi MU. Usia Pocchetino  yang masih 46 tahun dengan pengalaman melatih yang cukup lama membuat Pocchetino dipercaya dapat membangun sebuah tim berdarah muda dan kuat di MU.  Artinya, Pocchetino tetap butuh waktu di MU untuk mengembalikan kembali kejayaan MU seperti pada masa Sir Alex Ferguson.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun