Pertama, Marotta mampu membujuk Antonio Conte untuk melatih Juventus. Bersama Conte, Juventus mampu kembali menjadi raksasa Seri A yang digdaya dan disegani. Setelah kepergian Conte, Marotta juga membuat pilihan jitu bagi Juventus dengan menunjuk Allegri.
 Kedua, Marotta mampu membeli pemain berkualitas dengan "taktik" yang hebat. Meminjam dan mendapat secara gratis atau free transfer. Sebut saja nama-nama seperti Paul Pogba, Andrea Pirlo, Dani Alves hingga yang terakhir adalah Emre Can.
***
Catatan-catatan ini membuat kabar beberapa hari lalu tentang akan mundurnya Marotta dari Juventus pada akhir masa kontraknya (25 oktober) menjadi sangat mengejutkan.Â
Pertanyaan lantas mengemuka, apa alasan Marotta harus berhenti dari tugasnya dan manajemen sepertinya dengan mudah merelakan kepergian"aset" terbaiknya itu?
Beberapa alasan mengemuka. Pertama, Marotta dikabarkan berambisi untuk menjadi Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). Sebuah alasan yang cukup masuk akal tetapi kemudian disangkal oleh Marotta yang sudah bekerja di dunia sepak bola kurang lebih 40 tahun.
"Saya mencoret kemungkinan jadi kandidat (Presiden) FIGC karena bukan itu yang saya inginkan" ujar Marotta pendek.
Kemampuan Marotta yang baru terpilih sebagai Eksekutif Klub Terbaik di World Football Summit Industry Awards, mengalahkan CEO Manchester City Ferran Soriano dan petinggi Real Madrid Jose Angel Sanchez, Â jelas masih sangat diperlukan oleh berbagai klub. Terutama klub kaya yang berusaha menjadi hemat dalam pembelian pemain tetapi tetap menjaga kualitas.
Kedua, Marotta sudah tidak sejalan dengan sang Presiden, Andrea Agnelli. Alasan ini mengemuka sesudah Agnelli memutuskan untuk turun tangan langsung untuk membeli Christiano Ronaldo dari Real Madrid dan sepertinya tidak meminta pendapat Marotta.Â
Marotta dianggap tidak setuju dengan keputusan Agnelli---berkaitan dengan gaya Marotta selama ini. Berkualitas tapi murah.
Alasan ini sangat realistis, karena Agnelli sudah sangat  ambisius jika bicara soal prestasi. Agnelli menganggap bahwa Juventus sekarang harus berani membuat terobosan berani dan siap menggelontorkan uang belanja dalam dana yang besar.