Seusai pertandingan, meski kalah, beberapa fans Sampdoria mengajak Brovedini makan malam di rumah mereka, bercerita tentang sepak bola dan merayakan kegembiraan bersama. Bahkan direktur Sampdoria memberikan Brovedini sebuah jersey. Sambil makan bersama, mereka mengucapkan  "Selamat Natal" untuk Brovedini.
Seusai pertandingan, Udinese mendedikasikan kemenangan mereka atas Sampdoria untuk Brovedani dan mengundangnya secara istimewa untuk hadir ke pertandingan berikut.
Udinese merasa Brovedini adalah teladan yang baik dari seorang suporter. Bukan saja teladan soal memberi dukungan di lapangan, tetapi mampu membangun relasi yang baik dengan suporter lawan.
***
Kisah Brovedini adalah salah satu kisah cinta persahabatan antar suporter yang akan selalu diingat. Tak banyak kisah di antara rivalitas para suporter yang mnejadi inspirasi seperti ini. Sebenarnya ada salah satu kisah inspiratif lain yang saya ingat terjadi pada tahun lalu di tengah sengitnya kompetisi Liga Champions Eropa. Â Kisah ini saya tuliskan dalam tulisan berjudul "Pesan Kemanusiaan dari Signal Iduha Park".Â
Sebelum pertandingan antara tuan rumah Dortmund melawan AS Monaco terjadi ledakan bom di dekat bus yang ditumpangi oleh pemain Dortmund.
Di tengah rasa kemanusiaan, kebencian antar suporter menjadi luluh. Para pendukung AS Monaco yang sudah hadir di stadion spontan meneriakan "Dortmund, Dortmund" memberikan semangat. Jarang sekali ada tim lawan meneriakan dan memberikan dukungan kepada tim lainnya. Tetapi hal itu terjadi.
Pertandingan akhirnya ditunda. Membalas kebaikan pendukung AS Monaco, pendukung Dortmund diminta untuk menerima pendukung AS Monaco selama pertandingan tertunda beberapa jam. Pendukung Dortmund dengan gembira menyambut himbauan tersebut, menjamu pendukung AS Monaco dan kembali bertemu di stadion beberapa jam kemudian.
Sebuah pesan kemanusiaan yang jelas dari sepak bola yang seharusnya mengalahkan segala kebencian rivalitas dan memberikan inspirasi bagi kehidupan.
Kita berharap rivalitas untuk memberi inpsirasilah yang mestinya ada di tengah sepak bola. Bukan rivalitas bodoh dan goblok yang sering menciderai persaudaraan dan menghilangkan nyawa. Â
Meski harus menunggu untuk hal itu dapat terjadi di sepak bola kita, tetapi cerita Brovedani ingin mengajarkan bahwa hal itu adalah sesuatu yang mungkin untuk dilakukan. Marilah bergandengan tangan, belumlah terlambat untuk melakukannya.