Tampil di bawah asuhan pelatih lokal, Ljupko Petrovic, Red Star mencengangkan dunia setelah berhasil mengandaskan raksasa Bundesliga, Bayern Munich di semifinal. Asal tahu saja, Bayern saat itu diperkuat para pilar Jerman yang menjadi kampiun di Piala Dunia 1990. Ada nama Stefen Effenberg, Klaus Augenthaler, Stefan Reuter dan Jurgen Kohler di Bayern.
Tampil tak diunggulkan sepanjang turnamen, Red Star mampu mengalahkan Bayern 2-1 di Olimpia Stadium di leg pertama, setelah itu menahan imbang Bayern 2-2 di kandang mereka yang saat itu dikenal dengan Red Star Stadium.Â
Laga itu berlangsung dramatis setelah di menit ke-90, Red Star memastikan langkah mereka ke final setelah Augenthaler membuat gol bunuh diri.
Di final yang berlangsung di Stadion San Nicola, Bari, Italia, Red Star bermain ketat melawan Marseille. Saling menyerang hingga akhir pertandingan dan perpanjangan waktu, kedua top skor mereka, Jean Pierre Papin di Marseille (6 gol) dan Darko Panchev di Red Star (5 gol) tidak mampu memecah kebuntuan dengan membobol gawang lawan. Pertandingan harus dilanjutkan di babak penalti.
Di babak tos-tosan tersebut, Sejarah akhirnya berpihak kepada perjuangan Red Star. Lima orang penendang Red Star sukses menaklukan penjaga gawang Marseille, Pascal Olmelta. Sedangkan di pihak Marseille, kegagalan penalti bek mereka, Manuel Amoros membuat mereka harus menangis dalam tarian kemenangan Red Star.
Kemenangan tersebut membuat Red Star Belgrade merupakan satu-satunya klub sepakbola dari wilayah Balkan atau kesebelasan Eropa Timur yang berhasil meraih gelar juara Piala Champions. Sayang sekali, setelah pemain mereka dibeli oleh klub-klub kaya, Red Star gagal mempertahankan eksistensinya di Liga Champions 1992. Musim itu adalah kali terakhir mereka berhasil tampil di putaran final.
Di musim ini, meskipun sulit, Red Star dalam balutan Crvena Zvezda kembali ingin menata sejarah. Pelatih Vladan Milojevi tentu tidak akan muluk-muluk berharap anak asuhnya menyamai prestasi Red Star 1991, apalagi dalam skuatnya hanya ada dua pemain yang pernahbermain di Liga Champions, salah sautnya gelandang Jerman yang hampi habis karirnya, Marko Marin.
Artinya, Â Milojevic bersama seluruh pendukung Crvena Zvezda sudah cukup bahagia jika melihat perjuangan tak kenal lelah dari para pemain saat bertanding di Liga Champions perdana mereka ini.
Saat melawan Napoli, tepuk tangan bercampur dengan degup jantung yang berdetak keras ketika melihat gawang klub kesayangan mereka yang dikawal Milan Borjan dibombardir tanpa henti oleh para pemain Napoli. Para pemain Crvena Zvezda tampil dengan gagah berani sepanjang pertandingan.
Beberapa momen yang tertangkap kamera menggambarkan bagaimana para pemain Crvena Zvezda berjuang setengah mati melawan Napoli. Pemain terlihat terengah-engah dan seperti lepas setiap kali membuang bola jauh dari gawang mereka. Bahkan, bek muda mereka, Milan Rodic terlihat kamerea membuat tanda salib setelah mampu menghalau bola Jose Callejon yang hampir 90 persen berbuah gol.