Kedua, Gazidis disukai oleh pelatih, klub, pemain dan suporter. Selama bertugas di Arsenal, jarang sekali Gazidis diendus media berkonflik dengan Wenger, kecuali sedikit ketegangan di ujung karir Wenger di Arsenal. Â Gazidis juga dianggap mampu membuat proses kepergian Wenger dan transisi bagi kedatangan Unay Emery berjalan lancar.
Di lain sisi, Stan Kroenke, sang pemilik sangat mengandalkan Gazidis. Kebijakan Arsenal yang berharap agar menjadi klub yang mampu seimbang dalam neraca keuangan tetapi tetap aktif bersaing di bursa transfer berhasil dijalankan oleh Gazidis dengan baik.
Bagaimana dngan suporter? Meskipun membenci Gazidis karena menjadi perpanjangan tangan berhematnya Stan Kroenke, tetapi di sisi lain, Gazidis juga dicintai oleh suporter untuk beberapa alasan. Salah satunya karena  mampu mendatangkan pemain berlabel bintang dalam diri Aubameyang , Cech dan Lacazette serta berhasil meyakinkan Wenger untuk segera mundur.
Di dalam era sepak bola modern yang kompetitif, profil lengkap  seperti Gazidis tak mudah ditemukan. Di MU saja Ed Woodward. Pria yang kira-kira mempunyai tugas serupa dengan Gazidis sering tak akur dengan coach Mourinho.  Suasana yang tak nyaman di luar lapangan pasti akan mempengaruhi penampilan di dalam lapangan. Â
Sampai sekarang, pelatih Arsenal, Unay Emery bahkan tak bisa membayangkan tim asal London itu tanpa Gazidis nantinya. Inilah gambaran dari industri sepak bola yang semakin memperkuat anggapan bahwa relasi profesionalisme membutuhkan juga kehadiran orang-orang seperti Gazidis yang meski tak mampu memainkan bola di lapangan tetapi tetap berkontribusi besar untuk rajutan indah permainan di lapangan.
AC Milan sudah sangat serius menyikapi hal ini dengan mengupayakan agar Gazidis segera datang. Di lain sisi, Arsenal perlu hati-hati. Selama belum mendapatkan pengganti sepadan, seharusnya Gazidis tidak dibiarkan pergi begitu saja. Kita tunggu saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI