Arthur Ashe Stadium terdiam ketika servis keras Naomi Osaka tidak mampu dikembalikan dengan sempurna oleh pujaan Amerika, Serena Williams. Naomi menjadi petenis Jepang pertama sepanjang sejarah yang pernah meraih gelar Grand Slam dengan menaklukan Serena 6-2, 6-4.
Serena sebenarnya memulai pertandingan dengan sangat baik. Memegang servis, Serena unggul cepat 1-0 dengan forehand bertenaga dan servis ace andalannya, arena bergemuruh setiap kali Serena mendapatkan poin. Pertandingan berbeda generasi ini menjanjikan laga yang menarik di awal pertandingan.
Naomi tak mau kalah. Petenis yang baru berusia 20 tahun ini-- berbeda 16 tahun dengan Serena juga menggebrak dengan kecepatan pukulan dan juga big serve kepunyaannya. Naomi bahkan mampu unggul jauh di set pertama hingga 5-2.
Sebenarnya jika mau jujur hal ini sudah dapat diprediksi sebelumnya karena kedua petenis pernah bertemu di Miami Open 2018, dan saat itu, Naomi unggul atas Serena dengan straigh set, 6-2, 6-3.
Tetapi harapan publik Amerika tentu berbeda, di final sekelas Grand Slam, Serena adalah ratunya. Serena sudah menjuarai Grand Slam sebanyak 23 kali. Jauh lebih unggul dari petenis yang masih aktif manapun, bahkan legenda Jerman, Stefi Graf, yang meraih 22 gelar Grand Slam. Serena hanya terpaut satu gelar dari peraih gelar terbanyak sepanjang masa, Margareth Court dengan 24 gelarnya.
Set pertama berhasil ditutup dengan sempurna oleh Naomi dengan 6-2. Meski Naomi unggul, tetapi sepertinya publik AS yang hadir di arena masih yakin bahwa Serena mampu melibas Naomi di set kedua.
Serena memang tampil menggebrak di awal set kedua. Serena tampil lebih cepat dan menekan Naomi. Sempat kewalahan, Naomi tertinggal oleh Serena 2-3 terlebih dahulu di set pertama. Namun Naomi membuktikan bahwa seorang Juara harus mampu tenang menghadapi situasi tertekan.
Perlahan tapi pasti, Naomi membuat break dan mampu berbalik unggul 4-3 atas Serena. Disinilah drama mulai tercipta.
Drama dimulai ketika wasit Carlos Ramos memberikan peringatan kepada Serena karena mendapati bahwa pelatihnya, Patrick Mouratoglou memberikan isyarat tangan dari bangku penonton. Hal ini menurut aturan menyalahi pelanggaran kode yang semestinya.
Dituduh berbuat curang Serena menjadi geram dan berbalik menyerang Ramos. Serena mengatakan bahwa dirinya tak pernah berbuat curang. Serena juga menambahkan ia lebih memilih kalah ketimbang berbuat curang.
"Kamu berutang maaf padaku. Aku tidak pernah menipu dalam hidupku! Aku punya anak perempuan dan aku membela apa yang benar untuknya," ujar Serena emosional.
Serena yang kesal lalu menghantamkan raketnya di lapangan. Tak pelak inilah yang kemudian mengakibatkan pelanggaran lain - kali ini menghasilkan penalti poin bagi Serena. Naomi mendapatkan keunggulan 15-0 ketika pertandingan akan dimulai lagi.
Serena masih belum puas dan menjadi lebih agresif. "Kamu mencuri satu poin dariku. Kamu adalah pencuri juga." ujar Serena. Oleh karena apa yang dikatakan Serena, Ramos kembali memberikan hukuman dengan memberikan Naomi poin penuh sehingga skor laga menjadi, Â 5-3.
Setelah sempat terhenti karena Serena meminta wasit turnamen untuk mediasi, pertandingan akhirnya tetap dilanjutkan. Serena masih berhasil mendapatkan satu poin tetapi setelah itu, Naomi tak tertahankan untuk unggul 6-4 sekaligus meraih Grand Slam pertamanya.
Melihat Naomi tertekan, Serena berusaha menenangkan dan memberikan pelukan hangat. "Dia bermain bagus, ini Grand Slam pertamanya. Aku tahu kalian kecewa tapi mari kita hargai momen yang hebat ini. Mari jangan "boo". Let's be positive. Congratulations, Naomi," ujar Serena yang harus menunda terlebih dahulu ambisinya untuk menyamai jumlah gelar Margareth Court.
Di lain sisi, Naomi muda berusaha tetap tenang dan berkata pelan dalam Winning Speech-nya. "Aku tahu semua orang bersorak untuknya, dan aku minta maaf karena harus berakhir seperti ini. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena menonton pertandingan," ujar Naomi.
Naomi mengangkat trofi US Open 2018, dan Arthur Ashe Stadium bertepuk tangan untuknya, di trofi itu nama Naomi Osaka sudah tercatat bersama nama-nama besar lainnya. Naomi juara US Open 2018.
Apapun kontroversi yang telah terjadi, yang dikatakan Serena memang benar. Naomi memang tampil hebat. Hal ini berarti dunia tenis patut bergembira karena telah lahir seorang calon bintang besar di masa depan. Kekuatan, keberanian, kecepatan dan kematangan emosi adalah modal yang pantas untuk sang pembuat sejarah.
Selamat Naomi!
Simak tulisan lain tentang Naomi dan Serena:
Naomi Osaka Sang Pembuat Sejarah
Mampukah Serena Menyamai Rekor Margareth Court?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H