Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mampukah Serena Menyamai Rekor Margareth Court?

8 September 2018   16:54 Diperbarui: 8 September 2018   17:00 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serena dan Margareth Court I Gambar : TennisworldUSA

Serena Williams telah meraih 23 gelar  Grandslam selama karirnya. Jumlah gelar petenis asal Amerika Serikat berusia 36 tahun ini hanya terpaut satu gelar dari pemegang rekor, sang legenda asal Australia, Margareth Court.

Besok dini hari waktu Indonesia, Serena akan mencoba menyamai gelar Court setelah berhasil menapak babak final US Open 2018.

Sebenarnya selepas sempat cuti karena melahirkan hingga Februari 2018, Serena memiliki kesempatan  untuk melakukan itu setelah maju ke babak final Wimbledon 2018. Sayang di babak final, Serena dikalahkan petenis Jerman, Angelique Kerber, 3-6, 3-6.

Kesempatan kedua datang lagi di US Open kali ini. Untuk meraihnya, Serena terlebih dahulu harus melewati hadangan The Rising Star atas Jepang, Naomi Osaka yang baru berusia 20 tahun. Pertanyaan lantas muncul, apakah Serena mampu mengalahkan Naomi Osaka dan mencatatkan dirinya ju sebagai peraih gelar Grandslam terbanyak bersanding dengan Court?

Untuk menjawab pertanyaan ini kita sepertinya harus menjawabnya satu persatu. Pertama, apakah Serena dapat mengalahkan Naomi Osaka?. Jika pertanyaan ini diajukan lima atau enam tahun lalu, saya akan mengatakan ya. Tetapi, sekarang belum tentu.

Mengapa demikian? Secara mental dan teknis Serena bisa jadi di atas Naomi, tetapi jika bicara soal kecepatan dan stamina, Naomi Osaka dapat diunggulkan.

Keunggulan Naomi jelas adalah kecepatan dan servis kerasnya. Ketika tampil pada Australia Open dua tahun lalu, Naomi muda sempat mengambil perhatian Serena. "Saya pernah melihatnya main. Ia benar-benar muda dan amat agresif. Ia benar-benar bagus, pemain berbakat. Sangat berbahaya," kata Serena.

Kenyataanya memang demikian. Tahun ini dalam turnamen Miami Open 2018, Serena harus mengakui keunggulan Naomi dalam pertemuan perdana mereka dengan straight set, 3-6, 2-6.

Naomi yang diunggulkan di tempat ke-20 kembali menunjukan tajinya tersebut di babak final. Menghadapi lawan tangguh yang juga mengandalkan kekuatan fisik, Madison Keys, Naomi berhasil menang dengan skor mudah, 6-2, 6-4.

Naomi juga sedang mengejar sejarah sebagai petenis wanita Jepang pertama yang menjadi juara Grandslam, tentu saja ini akan semakin memotivasi dirinya.

Hanya hasil hanya akan berbeda, jikalau Naomi tampil gugup di final Grandslam perdananya. Petenis keturunan campuran Jepang dan Haiti  yang masih sangat muda bisa saja gugup menjalani laga besar atau final Grandslam pertamanya ini. Ini yang dapat dimanfaatkan oleh Serena, tetapi jika Naomi tetap tampil dengan kepercayaan diri yang tinggi, sejarah lebih dahulu akan dicatat oleh Naomi dan sejarah bagi Serena sedikit tertunda.

Kata tertunda menjadi jawaban untuk hal  kedua, yaitu apakah Serena dapat menyamai bahkan mengungguli rekor Margareth Court. Tertunda berarti Serena suatu saat akan dapat meraihnya, bisa besok tapi bisa juga nanti.

Hal itu diungkapkan sendiri sang pemegang rekor, Margareth Court. Margareth percaya bahwa meski usianya semakin bertambah, tetapi Serena akan semakin kuat dan bahkan semakin seimbang dalam mengatur langkah-langkahnya ke depan.

Dituturkan pada The Australian, Margareth Court yang sekarang menjadi seorang pendeta mengatakan bahwa kekuatan Serena akan bertambah ketika statusnya berubah menjadi seorang ibu.  Margareth mencoba menceritakan pengalaman tentang dirinya yang semakin termotivasi ketika berlaga karena juga memikirkan tentang anak-anaknya ketika bertanding nanti.

"Saya tahu saya memainkan tenis terbaik dalam hidup saya setelah saya menjadi ibu - Anda memiliki orang lain untuk dipikirkan, perspektif baru, dan hidup Anda lebih seimbang." ujar Court.

Alexis Olympia Ohanian Jr adalah nama putri buah hati Serena. Jika berkaca pada apa yang dikatakan oleh Court nanti, ketika bertanding besok, Serena dipercaya akan memberikan segala-galanya untuk mempersembahkan gelar Grandslam pertamanya ketika berstatus seorang ibu dan pasti akan bahagia untuk menyebutkan nama Alexis dalam winning speech nanti.

Pemaparan ini semakin membuat pertandingan final besok dipastikan akan menarik. Naomi Osaka mengejar sejarah sebagai petenis wanita asal Jepang pertama yang menjadi juara Grandslam, sedangkan Serena berusaha menyamai rekor Court dengan memenangi pertandingan besok.

Ketika Margareth Court ditanyakan apa perasaannya jika rekor ini berhasil disamai oleh Serena, Court menjawab dengan santai.

"Serena layak mendapatkannya, dan rekor itu tetap luar biasa karena sudah bertahan selama 45 tahun" ujar Court yang sudah berusia 76 tahun ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun