Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Dibalik Tangisan Bahagia Punggawa Timnas U-16

12 Agustus 2018   12:13 Diperbarui: 12 Agustus 2018   12:37 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Supriadi . Gambar : Bola.com

Janji Brylian pada sang Ibu untuk membawa Indonesia menjadi juara sudah terpenuhi, meski sang ibu tak bersamanya saat mengangkat rofi juara. Brylian seperti meyakini bahwa kehilangan orang terkasih bukan membuat seseorang menjadi berhenti menggapai mimpinya, tetapi terus berjuang karena mungkin itulah cara terbaik untuk menghibur dirinya dan membuat orang terkasih bahagia.

Punggawa timnas U-16 juga hanyalah anak-anak yang mengekspresikan kebahagiaan mereka memainkan olahraga terbaik di dunia ini itu bisa terlihat dari keseharian si kembar, Amiruddin Bagas Kahfa Arrizqi (Bagas) dan Amiruddin Bagus Kahfi Alfikri (Bagus).

Meski dipuji setinggi langit karena penampilan trengginas mereka sepanjang turnamen, Bagas dan Bagus yang berasal dari Desa Pancuranmas, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini hanyala seorang anak uang tidak pernah lupa untuk berkomunikasi dengan orang tua terkasih sebelum berlaga. "Minta doa restu sebelum bertanding" ujar ayah Bagas dan Bagus, Yuni Isti Pujiono.

Bagas dan Bagus. Sumber Gambar : Kompas.com
Bagas dan Bagus. Sumber Gambar : Kompas.com
Bagas yang bermain di final dengan darah di pelipis serta Bagus yang menjadi peneror paling berbahaya bagi tim lawan tidak pernah melupakan nasihat dari orang tua dan para pelatih mereka.  Pujiono memang sering mengingatkan anak kembarnya itu tak lupa diri dan selalu rendah hati. Kedua kembar ini memang dikenal selain rendah hati juga disiplin saat berlatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Putra Harapan Kota Magelang. 

Cerita dari Supriadi, Brylian dan si kembar mungkin hanyalah sedikit cerita yang diketahui oleh media namun kita tentunya yakin bahwa sebuah keberhasilan kerap dilatarbelakangi oleh kisah-kisah perjuangan dan ke-23 anggota Garuda Asia adalah para pejuang sejati.

Terakhir, mereka sesungguhnya adalah kita. Mereka adalah gambaran dari lahirnya optimisme dari bangsa ini. Mereka lahir dan dibesarkan dari keluarga Indonesia pada umumnya. Tak ada kepalsuan di sana. Mereka berjuang dan mereka mendapatkan hasil dari jerih payah mereka.

Jika mereka menangis, mereka menangis bahagia. Kita (para suporter) patut terus mendukung mereka bukan hanya karena trofi juara yang diraih, tetapi karena perjuangan mereka. Mereka sudah menjadi pemenang sebelum juara. Itulah yang patut membuat kita semakin bangga sebagai Indonesia. Terima kasih Garuda Asia. Indonesia Juara!

Referensi :

1-2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun