Pesepakbola pada umumnya menentukan pilihan didasarkan oleh nilai materi atau uang. Nilai transfer, gaji dan hak-hak yang didapatkanya menjadi tolak ukur utama pesepakbola berpindah klub. Ini berarti hal yang paling penting bagi pesepakbola itu adalah materi.
Meski terhitung jarang, ada juga pesepakbola yang mau menurunkan nilai materi untuk memaksa bergabung dengan klub lain. Alasannya beragam, ketidaknyamanan dengan situasi tim yang dahulu (jarang bermain) atau ambisi meraih gelar juara sekaligus berkompetisi di kompetisi leve lebih tinggi. Rasanya Bonucci termasuk dalam kategori terakhir ini.
Bonucci menemukan tujuan keberadaannya sebagai pesepakbola bukan materi namun kesempatan lebih besar meraih gelar sekaligus berkompetisi di Liga Champions. Pilihan ini dinilai amat penting karena menentukan arah hidup Bonucci selanjutnya.
Ketika arah hidup itu tepat didasarkan pada alasan yang tepat dan dipahami dengan baik maka sang pemilih itu dapat bertahan dalam keadaan dan situasi apapun.
Kedua, pilihan itu didasarkan pada kebebasan (berpikir dan bertindak). Kebebasan ini membuat energi untuk sebuah tindakan  menjadi berlipat ganda. Kebebasan jugalah yang membuat untuk terus berani melangkah meski dalam situasi apapun.
Mungkin sekali kebebasan itulah yang membuat Bonucci terus berani melangkah. Kebebasan yang membuat Bonucci rela gajinya dipotong untuk berseragam Juventus. Kebebasan yang membuat Bonucci tak gentar dihujani teriakan tanda penolakan oleh Juventini dan teriakan bernada pengkhianatan dari Milanisiti.
Bonucci tak ragu mengambil tindakan yang tak populer dan tak mau terjebak akan ketakutan terhadap respon negatif dari orang sekitar atau para penonton.
Bonucci sadar bahwa  pilihan itu adalah pilihannya, dirinya yang mengambil pilihan tersebut dan dirinya juga yang akan menanggungnya bukan para penggemar.
***
Muncul sebuah pertanyaan menarik dalam mencermati Bonucci dan pilihan ini. Apakah pilihan dapat mereduksi kesulitan yang kita alami?
Jawabannya, bisa ya dan bisa tidak. Kualitas pilihan kita yang baik tentu akan mengurangi potensi kesulitan yang dialami namun belum tentu menghilangkan secara total kesulitan tersebut. Namun poin utamanya adalah kesulitan dalam menjalani sebuah pilihan adalah sebuah bentuk dari pemurnian tujuan keberadaan kita.