Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menilai Alisson Becker di Antara Kiper-kiper Terbaik Liga Inggris

21 Juli 2018   14:57 Diperbarui: 21 Juli 2018   19:59 1799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alisson Ramses Becker resmi menjadi kiper termahal di dunia setelah AS Roma tak kuasa menahan tawaran Liverpool yang mencapai 72,5 Juta Euro. Nilai transfer  ini memecahkan rekor transfer Gianluigi Buffon saat dipinang Juventus dari Parma pada 2001 senilai 51, 6 Juta Euro.

Kiper berusia 25 tahun yang dipuji oleh mantan pelatih Kiper AS Roma, Roberto Negrisolo sebagai Lionel Messi di bawah mistar gawang ini diharapkan dapat menjadi benteng kokoh bagi Liverpool. Kehadiran penjaga gawang utama Timnas Brasil ini dipastikan akan membuat semakin sengitnya persaingan untuk menjadi kiper terbaik di Liga Inggris.

Pertanyaannya, mampukah Alisson dapat bersaing dengan nama-nama seperti Ederson (Manchester City), David De Gea (MU) dan kiper Totenham Hotspurs, Hugo Lloris? (kesampingkan Thibaut Courtois yang dirumorkan segera berseragam Real Madrid).

Allison, mampukah menjadi kiper terbaik di Inggris I Gambar : This is Anfield
Allison, mampukah menjadi kiper terbaik di Inggris I Gambar : This is Anfield
Untuk menjawab pertanyaan ini kita dapat menggunakan beberapa variabel sebagai bahan perbandingan antara Allison dengan nama-nama di atas.

Pertama, jumlah clean sheet dan kemasukan gol. Untuk faktor ini, Alisson yang mempunyai jumlah clean sheet sebanyak 17 kali dan kemasukan sebanyak 28 kali dari 37 kali pertandingan harus mengakui keunggulan David De Gea dan Ederson.

De Gea yang mengawal gawang MU sebanyak 37 kali mampu mengukir clean sheet sebanyak 18 kali, sedangkan Ederson mampu menjaga gawang City untuk kebobolan "hanya" 26 kali sepanjang 36 pertandingan. Hal ini berarti Ederson kemasukan satu gol setiap 122,9 menit, bandingkan dengan Allison dengan 118,9 menit/gol.

Artinya, Alisson hanya unggul dari Hugo Lloris yang meraih 15 kali clean sheet semusim dengan 35 kali kebobolan. Meskipun demikian, Allison pantas diandalkan karena jumlah kebobolannya (28 kali) jauh lebih sedikit dari jumlah kebobolan Liverpool selama semusim dengan 38 kali, terburuk dari antara penghuni lima besar klasemen akhir.

Kedua, jumlah penyelamatan atau saves. Musim lalu Alisson mampu membuat hingga 109 kali saves, jumlah ini jauh lebih banyak dari Ederson (58 kali saves) dan Hugo Lloris (86 kali). Namun lagi-lagi, Alisson harus mengakui keunggulan kiper MU, David De Gea.

Jumlah saves sebanyak 115 kali milik De Gea membuat persentase tingkat keberhasilan penyelamatannya mencapai 80,3 persen. Sedangkan Allison menguntit dengan 79,3 persen.

Ketiga, jumlah distribusi operan bola atau passes. Faktor ini menjadi sangat penting karena dalam sepak bola era ini, kiper sudah berevolusi bukan sekedar menjadi penyetop laju bola tetapi juga mampu menjadi pendistribusi bola yang baik sekaligus pemulai aliran serangan tim.

Untuk faktor ini, Allison patut berbangga. Jumlah distribusi bola yang dilakukan Allison mencapai 1082 kali, unggul dari De Gea dengan 942 kali, Ederson (928 kali) dan Hugo Lloris yang mendekati Alisson dengan 996 kali.

Lima musim terakhir di Premier League, David De Gea menjadi penguasa kiper terbaik. Jika kriteria penjaga gawang ideal adalah seorang De Gea maka dapat dikatakan Alisson mendekati kriteria itu.

Dari data yang ada, Alisson mampu bersaing dengan De Gea soal jumlah penyelamatan/Saves dan dapat dikatakan unggul dari De Gea sebagai pendistribusi bola, meski tingkat akurasi sebagai pendistribusi bola, Ederson masih lebih unggul dari Alisson.

Tetapi yang perlu diperhatikan dengan seksama, jika data-data ini menjadi alasan perekrutan Alisson oleh Liverpool maka The Reds dan Liverpudlian perlu menjaga ekspetasi untuk tak terlalu tinggi. Mengapa? Ada dua hal yang dapat dijadikan alasan. 

Pertama, gaya bermain Italia dan Inggris yang berbeda. Italia bermain lebih taktikal dan defensif sedangkan Inggris lebih ofensif. Kiper lebih aktif bergerak di Inggris daripada Italia. Sehingga jumlah clean sheet di Italia dengan pertahanan berlapis tidak dapat dipandang linier dengan jumlah clean sheet di Inggris yang bermain terbuka.

Alisson memerlukan waktu untuk beradaptasi. Seorang David De Gea dan Ederson sekalipun perlu waktu lebih dari semusim untuk beradaptasi dengan gaya bermain di Liga Inggris.

Kedua, tekanan terhadap kiper lebih berat di Inggris daripada di Italia. Loris Karius adalah korban dari keganasan suporter yang tak dapat menerima kegagalan. Padahal, tak dapat dipungkiri, Karius sempat dianggap sebagai calon kiper masa depan Liverpool seiring dengan keberhasilan Liverpool ke partai puncak Liga Champions. Apa daya, blunder di final menjadi awal masa suram Karius.

Di Italia, jarang sekali kiper disalahkan terhadap blunder kebobolan sekejam yang dialami oleh Karius. Beberapa musim lalu ketika Buffon membuat blunder sehingga Juventus dikalahkan oleh Bayern di Liga Champions, hanya media luar yang menyalahkan. Selebihnya, kesalahan itu segera dilupakan.

Artinya, rekor pembelian termahal tentu bukanlah sebuah jaminan kesuksesan Alisson di Liverpool dan fans harus lebih sabar terhadap Alisson dengan ekspetasi yang dikontrol tidak melambung tinggi. Tetapi jika Alisson mampu beradaptasi dengan cepat dan tahan terhadap tekanan, Liverpool siap menyambut calon kiper terbaik sepanjang masa mereka.

Referensi : 1- 2 - 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun