Kroasia terlihat tak mau menyerah, setelah Mandzukic mencetak gol memperkecil keduudkan memanfaatkan blunder kiper Hugo Lloris. Optimisme mungkin kembali muncul bagi pendukung Kroasia, dan berharap kekuatan mental Kroasia akan mampu membuat mereka menyamakan kedudukan 4-4.
Harapan itu hanya menjadi sebuah mimpi yang tak menjadi nyata, setelah sekali lagi Deschamps mampu membuat pergantian cerdas dengan memasukan Tolisso menggantikan Matuidi. Deschamps dengan jeli melihat pergerakan Perisic yang sudah berpindah ke sisi kiri pertahanan Prancis. Masuknya Tolisso membatasi gerakan Perisic. Setelah Perisic tamat, Modric tak bebas bergerak, Kroasia tamat. Prancis juara Piala Dunia 2018.
Kecermatan Deschamps membaca situasi dan melakukan pergantian pemain adalah kunci kemenangan. Tetapi ada beberapa hal menarik yang membuat Deschamps membuat Prancis menjadi mesin yang sulit dikalahkan.
Pertama, Deschamps mampu membuat Prancis tampil seimbang.
Perhatikan Prancis saat diserang, Giroud, Griezmann dan Mbappe turut turun membantu pertahanan. Tak jarang terlihat, Griezmann ikut berjibaku dengan pemain Kroasia. Meski dengan kemampuan defensif terbatas, tetapi trio penyerang Prancis itu mampu mewujudkan keinginan Deschamps untuk membuat Prancis bermain seimbang dan menjadi satu kesatuan kokoh.
Para pemain ini bisa muncul dimana saja ketika dibutuhkan. Lihat saja Pogba yang tiba-tiba sudah berada di depan ketika menyerang, dan jauh di belakang ketika bertahan. Â
Kedua, Deschamps membuat para pemain Prancis tampil tanpa sekat, harmonis.
Prancis tidak demikian. Deschamps membuat Prancis bermain tanpa sekat tersebut. Di lini belakang, Pivard dan Hernandez taat di bawah arahan Lloris.Â
Sedangkan di tengah, Pogba dan Matuidi saling menghormati dan di lini depan Mbappe bisa menikmati perpaduannya dengan pemain senior seperti Griezmann dan Giroud. Â Inilah yang membuat Mbappe tampil lepas, dan menjadi pemain muda terbaik di Piala Dunia 2018.