Melawan Nigeria, Sampaoli harus merombak semua bahkan harus berani untuk memakai formasi dengan empat pemain belakang, bukan tiga. Bisa berwujud 4-3-3 atau 4-3-1-2. Formasi ini dipercaya lebih seimbang dan lebih familiar dengan gaya main para pemain yang bermain di klub-klub besar Eropa.
Angel di Maria fasih di 4-3-3, Higuain, Aguero, Dybala juga demikian serta Messi juga menggunakan formasi ini di Barcelona. Oleh karena itu faktor adaptasi tentu tidak akan menjadi masalah bagi para pemain. Â Jika berjalan mulus, selain akan tampil lebih baik di lapangan, Argentina dipercaya bisa mendapatkan hasil bagus.
Kedua, membangkitkan kepercayaan diri semua pemain.
Ini menjadi tidak mudah, karena sesudah laga melawan Kroasia, skuad Argentina dibully habis-habisan, bukan hanya Messi. Jika Messi dianggap membawa sial, maka anggota skuad yang lain dianggap sebagai para prajurit yang sia-sia saja berada di lapangan. Menyakitkan.
Untuk membangkitkan kepercayaan diri para pemain, Sampaoli harus membangkitkan amarah para pemain atas kritikan tersebut ke arah positif berupa pembuktian di lapangan nanti. Javier Mascherano cs harus memiliki keyakinan bahwa keajaiban dapat mereka lakukan karena mereka memiliki kualitas yang mumpuni. Keajaiban dimulai dari sebuah keyakinan.
Ketiga, membuat skuad tetap kompak.
Argentina memiliki Messi tapi tidak memiliki sebuah tim. Kekompakan dianggap perlu agar beban dapat terbagi, beban untuk membuat Argentina bangga bukan milik Messi seorang, dan juga para pemain bintang dan senior tetapi milik seluruh tim.
Argentina harus menjadi satu, bukan saja soal permainan di lapangan tetapi juga soal berbagi rasa dan beban.
***