Dalam film yang menceritakan tentang legenda Brasil, Edson Arantes do Nascimento berjudul Pele : Birth of a Legend ada hal menarik tentang bagaimana pemilihan dalam timnas Brasil saat itu hingga Pele muda berhasil membawa Brasil menjadi juara Piala Dunia 1958 di Swedia.
Hal itu berkaitan dengan isu perbedaan sosial dan ras yang cukup kencang pada saat itu terkhususnya pemilihan seorang pemain hingga akhirnya menjadi pemain timnas. Perlu perjuangan teramat berat dari seorang Pele untuk menjadi bintang negaranya. Pele bahkan adalah nama ejekan dari anak tuan rumah dimana ibunya bekerja sebagai seorang pembantu.
Pele tanpa sepatu ketika bermain dalam pertandingan antara distriknya, dan mengalami pergumulan kepercayaan diri yang teramat sulit saat harus bermain bersama pemain yang lebih ganteng, kaya dan populer. Pele akhirnya berhasil melewati semua itu dan membawa Brasil menuju kejayaan.
Film yang disutradarai Zimbalist bersaudara  ini dirilis pada Tahun 2016, meski sebenarnya pembuatannya telah dimulai sebelum Piala Dunia 2014 Brasil. Harapannya agar ketika film ini dikerjakan, Timnas Brasil mendapat suntikan motivasi dari de javu keberhasilan Pele dan dapat menjadi juara Piala Dunia di negeri sendiri.
Apakah Brasil, berhasil? Brasil tersingkir dengan cara yang memalukan. Di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, tepatnya di babak semifinal Timnas Brasil dihajar Jerman 1-7 tepat di depan muka pendukung mereka sendiri. Peristiwa kekalahan yang disebut sebagai Mineirazo meniru kata Maracanazo, saat tragedi tim Samba dikalahkan Uruguay 1-2 di partai final Piala Dunia 1950 di Stadion Maracana, Rio De Janiero.
David Luiz menangis sesenggukan, matanya merah. Marcelo dan Fernandinho terdiam. Sedangkan Neymar hanya bisa menyaksikan ketika terbaring lemah di ruang perawatan karena cedera dan tak dapat tampil di pertandingan tersebut.
Apa yang salah dari Brasil? Brasil punya segalanya. Sebelum perhelatan Piala Dunia 2014, Neymar Cs diunggulkan di tempat teratas. Ini bukan saja dikarenakan kualitas skuad yang mumpuni di setiap lini Brasil tetapi juga dukungan dari pemain ke-12 yaitu suporter mereka sendiri.
Jika terlalu percaya diri maka menjadi lupa diri dan cenderung arogan. Tercipta perasaan superioritas yang dimanifestasikan dalam sikap pongah, yakin bahwa merekalah yang terbaik.
Sikap pongah dengan kepercayaan diri berlebihan membuat  seseorang menjadi terlalu cepat puas dengan sesuatu yang ada. dan mengijinkan pengabaian terhadap hal-hal membangun yang dampaknya buruk bagi yang bersangkutan.
Brasil tampil sangat perkasa dari fase grup. Mereka menghajar Kamerun 4-1, Seri 0-0 melawan Meksiko dan Menghantam Kroasia 3-1. Dari 3 pertandingan tersebut, Neymar mencetak 4 gol. Luis Felipe Scolari yakin bahwa timnya minimal melaju ke final terlebih setelah lolos dari hadangan Chile di babak 16 besar.