Belum genap 24 jam pasca penunjukan pelatih Timnas Spanyol, Julen Lopetegui sebagai pelatih baru Real Madrid, kejutan kembali terjadi. Beberapa saat lalu dikabarkan Lopetegui dipecat sebagai pelatih Spanyol yang sudah berada di Rusia dan digantikan oleh Fernando Hierro.
Lopetegui tanpa tedeng aling-aling diputus kontraknya, padahal baru beberapa waktu lalu Lopetegui baru diperpanjang kontraknya hingga 2020. Bahkan para pengamat sepak bola memperkirakan bahwa Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) akan sabar membiarkan Lopetegui hingga tugasnya selesai di Rusia nanti. Apalagi Lopetegui dinilai berhasil membawa Spanyol tampil fantastis sehingga lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia tanpa terkalahkan.
Faktor profesionalisme Lopetegui mulai dipertanyakan karena dianggap tak memberi hormat pada Federasi dengan menerima kontrak Real Madrid diperkirakan sebagai alasan utama pemecatannya. Selain itu dipercaya bahwa dengan menerima pinangan Real Madrid, Lopetegui akan kehilangan konsentrasi membesut Iniesta cs di Rusia nanti.Â
Pelatih berusia 51 tahun itu sudah menjadi kenangan, Federasi bergerak cepat dan menunjuk legenda Spanyaol, Fernando Hierro sebagai pengganti. Dengan laga grup sudah di depan mata, dan pasukan La Furia Roja sudah berada di Rusia maka keputusan ini dianggap berani. Sehingga berbagai pertanyaan mulai muncul dan bermuara kepada kemampuan Hierro untuk membawa Spanyol tampil maksimal di Rusia nanti.
Mengapa berani? Karena sosok mantan bek tengah Madrid yang sekarang berusia 50 tahun ini tidak punya pengalaman cukup lama sebagai pelatih. Hierro hanya pernah menjadi asisten pelatih Real Madrid musim 2014- 2015 dan Real Oviedo (2016- 2017). Sesudah itu, Hierro terlibat di jajaran kepelatihan timnas.
Namun cara pandang (RFEF) dengan presidennya, Luis Rubiales tentu bukan sekadar karena emosi semata, mereka tentu juga memiliki pertimbangan matang untuk melihat kemampuan Hierro untuk menangani Timnas Spanyol dalam laga sebesar Piala Dunia.
Rubiales mungkin menganggap bahwa timnas Spanyol adalah tim yang sudah "jadi" atau matang. Kedatangan Hierro mungkin tidak diharapkan untuk membuat perubahan revolusioner tetapi cukup menjadi pemelihara dari kondisi yang ada sekarang. Dua puluh tiga  pemain sudah terpilih, formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 sudah jadi pakem La Furia Roja sejak lama. Â
Lalu apa pekerjaan rumah terbesar Hierro? Memelihara keharmonisan dan kekompakan tim sesudah pemecatan Lopetegui. Faktor non teknis yang sedikit banyak tentu akan mempengaruhi penampilan timnas nantinya. Hierro harus mampu membuat pemain senior dan yunior tampil tanpa sekat atau batas namun dapat saling menghormarti.
Modal penampilan sebanyak 86 caps bersama timnas Spanyol tentu lebih dari cukup bagi Hierro untuk merasakan bagaimana suasana  yang ideal yang perlu terbentuk dari sebuah tim. Apalagi dalam masa menjadi pemain Hierro adalah seorang kapten dan seorang pemimpin.
Hal berikut yang perlu diperhatikan oleh Hierro adalah menjaga agar timnas Spanyol jangan terlalu percaya diri sebelum bertandingan atau sebaliknya cepat patah semangat ketika gagal tampil baik. Kemungkinan itu dapat terjadi berpijak pada laga pembuka melawan Portugal--lawan terberat Spanyol di grup nanti.
Jika menang, Spanyol harus tetap membumi sebaliknya jika kalah Spanyol seharusnya tetap memiliki mental untuk terus berjuang di laga berikut. Catatan tanpa kalah di tangan Lopetegui tentu akan mempengaruhi mental pemain Spanyol nantinya, apalagi Spanyol menjadi salah satu tim unggulan di turnamen ini.
Kehadiran Fernando Hierro diharapkan untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan ini berimbas positif dari penampilan Spanyol nanti di setiap laga yang  dilakoni. Di atas kertas, di grup B, Spanyol dan Portugal diperkirakan melenggang mulus, sedangkan Maroko dan Iran bisa dianggap sebagai pelengkap. Semoga di tangan Hierro skenario ini boleh berjalan mulus bagi timnas Spanyol.
Pergantian Lopategui ke Hierro menjadi salah satu catatan menarik dari beberapa pergantian pelatih sebelum Piala Dunia digelar. Ada Bert Van Marwijk yang berhasil membawa Arab Saudi ke Piala Dunia namun diputus kontraknya dan digantikan oleh Juan Antonio Pizzi.
Sebaliknya, pelatih Australia Ange Postacoglu yang berhasil membawa Ausie ke Rusia mengundurkan diri sesudah kesuksesannya itu, tanpa alasan pasti. Akhirnya, Bert Van Marwijk ditunjuk menjadi pelatih Australia yang baru.
Ini berarti bahwa hitung-hitungan federasi tidak saja berputar soal pemain, namun juga soal pelatih. Perhelatan terbesar ini membutuhkan kesempurnaan soal kesiapan termasuk pelatih. Kehilangan konsentrasi, gagal menunjukan totalitas sebelum pertandingan, maka siap-siap saja dipecat seperti yang dialami oleh Lopategui.
Pelatih harus memiliki kesiapan total menghadapi Piala Dunia dan jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda. Selebihnya, semoga La Furia Roa beruntung dengan pelatih baru mereka, Fernando Hierro.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H