Pemerintah dan para pemain seperti ingin membuktikan bahwa inilah saatnya sepak bola negara mereka untuk bangkit. Dan itu tidak berhenti hanya sekedar jargon, tapi ddiikuti dengan langkah-langkah konkrit yang strategis.
Perlu dinantikan bagaimana kiprah sembilan pemain ini serta tentunya penampilan dari bintang lokal mereka bernama Mohammad Al-Shalawai. Striker klub Al Nassr yang telah mencetak 28 gol dari jumlah 38 penampilannya bersama timnas.
Ketiga, gengsi dan kehormatan Asia di pertandingan pembukaan. Langkah pembuktian Arab Saudi dimulai pada 14 Juni nanti di Stadion Luzhniki pada pertandingan pembukaan melawan tuan rumah Rusia. Untuk pertama kalinya ada tim Asia yang tampil dalam pertandingan pembukaan, dan Arab Saudi mendapat kehormatan untuk melakoninya.
Tentu saja kehormatan ini bukan untuk melihat Arab Saudi dibabat oleh tuan rumah, tapi momen untuk dapat membuktikan bahwa Arab Saudi dapat membuat kejutan sekaligus menegaskan bahwa sepak bola Asia tidak dapat diremehkan. Â Â Â
Motivasi inilah yang mungkin dapat menjadi faktor X bagi Arab Saudi untuk tampil baik di pertandingan perdana mereka ini. Jikalau dapat berjalan mulus, maka Rusia akan kerepotan meladeni anak asuh Pizzi ini. Â
Akhirnya, mungkin ketika pertandingan Arab Saudi dan Rusia sedang berlangsung, Saed AL Owairan sedang duduk di kursi rumahnya di Riyadh untuk kembali mengenang penampilan epiknya pada Piala Dunia 1994. Mungkin juga sesekali pria yang sekarang sudah berusia 50 tahun tersebut berharap ada sebuah aksi monumental yang akan dibuat oleh generasi 2018 ini.
Sebuah harap yang meski mungkin sulit terjadi tapi bukanlah hal yang mustahil. Minimal pencetak gol pembukaan Piala Dunia 2018 nanti adalah manusia benua Asia dan itu berasal dari timnas Arab Saudi. Mungkin saja.
Selamat menanti Piala Dunia 2017 dan Jangan nonton bola tanpa kacang garuda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H