Di babak kedua, tidak ada perubahan pemain dan formasi yang dilakukan oleh kedua tim. Meski Roma terlihat agresif untuk mengejar ketertinggalan. Hasilnya terlihat setelah babak kedua berlansung sekitar 7 menit.
El Shaarawy yang bergerak lincah dari sisi kanan pertahanan Liverpool melepaskan tendangan keras. Bola mampu dihalau Kariusm namun bola rebound menuju Dzeko yang dengan dingin menjaringkan bola ke gawang Liverpool. Skor berubah imbang, 2-2.
Sesudah gol ini, Klopp seperti menginstruksikan pemain Liverpool untuk lebih dalam bertahan. Hal ini membuat pemain Roma kesulitan untuk menembus pertahanan Liverpool terkhususnya melalui sayap mereka.
Strategi ini membuat Roma harus menunggu hingga menit ke-87 untuk mencetak gol dari tendangan keras dari luar kotak penati yang dicetak oleh Nainggolan. Roma 3, Liverpool 2, namun agregat masih jauh, 5 -7 untuk keunggulan Liverpool.
Namun hadiah penalti itu seperti PHP bagi Roma, beberapa saat setelah bola tengah ditendang oleh pemain Liverpool, Skomina meniup peluit panjang. Para pemain Liverpool meluapkan kegembiraan mereka dengan masuk ke dalam lapangan, meski kalah, The Redi melaju ke final dan akan berhadapan dengan Real Madrid.
***
Romanisti  berdiri dan memberi penghormatan bagi para pemain. Mungkin memang ada yang disesali tetapi para fans mengerti bahwa para pemain telah melakukan yang terbaik dari perjalanan mereka di Liga Champions musim ini.
Menyingkirkan Atletico Madrid di fase grup dan secara ajaib menyingkirkan Barcelona di fase Knock-out bukan prestasi yang bisa dipandang enteng. Namun sekali lagi keajaiban tidak bisa datang untuk kedua kalinya.
Penyakit di leg pertama, yaitu lambat panas juga terjadi di leg kedua. Gol-gol yang dibutuhkan terlambat datang, dan hanya membuat harapan itu membumbung tinggi dan jatuh lagi. Meskipun bermain hebat di babak kedua, tapi itu tak cukup untuk membuat serigala Roma untuk lolos.
Sebaliknya, Jurgen Klopp malam ini dengan berani dan cerdas membuat para pemainnya bermain dengan sabar. Bertahan lebih dalam dan menunggu serangan balik, membuat Liverpool tampil efektif malam ini.
Meskipun kalah dari segi peluang dan penguasaan bola, namun mampu menciptakan dua gol di Olimpico sudah lebih dari cukup untuk membuat mereka lolos. Gol yang klub sehebat Barcelona saja tak mampu melakukannya di tempat yang sama.