Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tiga Faktor Penyebab Kekalahan Manchester City dari Liverpool

11 April 2018   14:45 Diperbarui: 11 April 2018   14:57 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gol Gabriel Jesus, sia-sia I Gambar : Telegraph

Gabriel Jesus cepat mengambil bola dari gawang Loris Karius, tangannya menunjuk ke arah stadion. Lautan bendera biru semakin berkibar di Etihad seiring Pep Guardiola yang berteriak di pinggir lapangan sambil mengepalkan kedua tangannya. Baru menit ke-2, dan Manchester City sudah unggul 1-0.

Namun sayang seribu sayang. Itulah satu-satunya kegembiraan yang dapat diekspresikan striker City pada pertandingan itu, selain itu kesedihanlah yang akhirnya menyelimuti stadion saat saat itu. Biru menjadi kelam, City kalah 1-2 dari Liverpool dengan agregat menjadi 1-5. Telak.

*******

Meski tertinggal  3 gol dari laga leg pertama, Manchester City  tampil penuh percaya diri pada pertandingan ini. Pep Guardiola merubah formasi 4-3-3 dan menampilkan formasi 3-5-1-1, dengan menempatkan Gabriel Jesus sebagai ujung tombak ditemani oleh Raheem Sterling. Sedangkan Liverpool tampil seperti biasa, 4-3-3, dengan menempatkan Sadio Mane dan Mo Salah mengapit Roberto Firmino di depan.

Formasi ini berhasil membuat City menekan Liverpool hampir sepanjang pertandingan. Lini tengah yang menumpuk membuat City memang cukup bebas memainkan bola sesudah gol cepat dari Gabriel Jesus. Statistik bahkan menjelaskan hal itu dengan begitu spesifik. Sepanjang pertandingan ball possesion City mencapai hingga 68 persen dengan 20 peluang menciptakan gol. Berbanding 32 persen dan hanya 5 peluang gol dari Liverpool.

Namun data tinggalah data, Liverpool sekali lagi membuktikan bahwa bukan tim yang menguasai bola lebih banyak dengan lebih banyak peluang yang akan menang, namun tim yang bisa mengkonversi peluang itu menjadi gol lah yang pantas menjadi pemenang.

Lalu sebenarnya apa faktor yang membuat Manchester City kalah ketika sepertinya sudah mengusahakan semaksimal mungkin di Etihad Stadium?. Paling tidak ada 3 faktor yang dapat dikemukakan untuk menjelaskan kemenangan Liverpool atas City ini.

Klopp lebih baik dari Guardiola I Gambar : bet
Klopp lebih baik dari Guardiola I Gambar : bet
Pertama, Klopp tahu rumus mempressing Manchester City ala Pep Guardiola yang mengagungkan tiki-taka. Jika kita amati perubahan formasi ini memang membuat lini tengah City menjadi padat, namun jika melihat skema aliran bola City maka gaya yangn dipakainya memang sama.

City akan mengandalkan Fernandinho atau De Bruyne untuk mengalirkan bola dari belakang ke depan. Pintarnya Klopp adalah Klopp tahu cara untuk menekan pergerakan aliran bola ini. Biasanya Firmino, Salah/Sane akan menutup ruang gerak dari bek belakang atau kiper sebelum bola sampai ke Fernandinho atau De Bruyne.

Di sisi lain Milner atau Chamberlain akan bergerak cepat untuk segera menutup bola yang biasa diarahkan ke depan atau sayap. Cara ini akan memaksa City bermain dengan bola-bola panjang yang faktor kesalahannya akan semakin besar. Kecepatan dan mobilitas pemain Liverpool menjadi kunci dari strategi ini, yang beberapa kali membuat pasukan City menjadi frustrasi dan membuat kesalahan sendiri.

Lalu ketika terjadi kesalahan, maka bola akan diarahkan ke Sane, Firmino, Chamberlain dan tentunya Salah yang memiliki kecepatan dan penyelesaian mematikan. Karena sering berhasil melakukan ini (3 kali kemenangan), beberapa pihak menganggap anti Guardiola musim ini adalah Jurgen Klopp.

Mo Salah, bintang Liverpool I Gambar : FourTwo
Mo Salah, bintang Liverpool I Gambar : FourTwo
Kedua, faktor  Mo Salah yang tampil hebat memang sangat menguntungkan Liverpool. Dengan tambahan 1 gol, maka Mo Salah menambah lagi rekornya dengan terlibat dalam 50 gol bagi Liverpool, yaitu mencetak 39 gol dengan 11 assist. Bahkan catatan 8 gol di dalam satu musim Liga Champions membuat Salah menyamai prestasi Samuel Eto'o, satu-satunya pemain yang sanggup melakukannya selama ini.

Guardiola sebenarnya sudah berusaha menghentikan Salah dengan memainkan 3 bek tengah plus dukungan dari para pemain sayap. Tetapi Klopp tak kalah cerdas. Mo Salah, Firmino dan Sane kerap berganti posisi, yang cukup membingungkan.

Hasilnya, Salah yang bermain di tengah berhasil memanfaatkan bola muntah hasil tusukan Sane dari sayap kanan. Gol di menit ke-56 yang mengubah pertandingan secara drastis dan membuat Liverpool semakin percaya diri.   

Entah dengan cara apa lagi Salah dihentikan, tetapi siapapun yang akan menjadi lawan dari Liverpool nanti di Semifinal akan berharap agar Mo Salah tak maksimal bermain bahkan cedera. Mo Salah memang sedang on fire.

Ketiga, lini depan Manchester City yang kurang tajam. Entah kenapa Guardiola lebih memilih Jesus daripada Aguero, mungkin saja karena Jesus lah yang lebih sering mencetak gol ke gawang Liverpool dari Aguero. Tetapi intinya, Jesus, Aguero dan terutama Sterling.

Raheem Sterling seharusnya menjadi aktor penting, mengingat ada ikatan emosional dirinya karena pernah lama bermain di Liverpool sebelum pindah ke Manchester City pada tahun 2015. Namun setelah sembuh dari cedera bulan lalu, Sterling tidak mampu menemukan kembali permainan terbaiknya.

Di pertandingan melawan Liverpool, Sterling tidak menciptakan satupun satu tendangan ke gawang dan tanpa crossing ke kotak penalti, meski memiliki satu assist di awal pertandingan berbuah gol yang lekas dilupakan.

Begitu pula dengan Sergio Aguero. Sama seperti Sterling, Aguero juga sering tampil tidak konsisten setelah mengalami cedera. Cedera yang menghentikan permainan hebatnya di awal-awal hingga pertengahan musim. Selain itu harus diakui gaya main cepat yang dimainkan oleh City, seringkali terlihat tidak klop dengan permainan Aguero yang terkadang lebih suka sedikit lama menahan bola. Seusai pertandingan dan musim ini, saya rasa, City akan bernafsu sekali mendatangkan pemain depan baru.

Ketika lini depan City mengalami masalah, lini depan Liverpool tampil luar biasa musim ini. Ketiga pemain (Firmino, Mane dan salah) bermain sebagai sebuah kesatuan hebat dan tampil meneror setiap pertahanan tim lawan. Ketiga pemain berkontribusi terhadap 80 gol Liverpool di semua kompetisi dengan 22 diantaranya di Liga Champions. Luar biasa.  

Kekalahan menyakitkan ini membuat Manchester City sudah mengalami tiga kali kekalahan secara berturut-turut,  sebuah fenomena menurun bagi tim yang diasuh oleh pelatih cerdas seperti Guardiola. Masalah taktik? Mental? Begitu banyak pertanyaan yang akan mempertanyakan penampilan menurun City.

Pertanyaan paling menarik yang menarik yang dapat diajukan adalah sejauh mana Liverpool akan melangkah di Liga Champions?. Final? Juara?. Ah, masih sulit menjawabnya. Namun yang pasti kekuatan uang tidak bisa membawa klub melangkah jauh, dan juga kepercayaan diri yang tinggi dari tim yang tak terkalahkan musim ini (Barcelona) juga tak dapat membawa sebuah tim melangkah jauh.

Lalu? . Tetap rendah hati, mendarat di bumi. Seusai pertandingan Jurgen Klopp mengatakan bahwa kunci  kemenangan Liverpool bukanlah soal kesempurnaan namun soal karakter dan mentalitas. Saya setuju dan melihat sebuah sikap yang tak berlebihan, tetap calm dari seorang Klopp yang sebenarnya sedang meledak-ledak.

Jika mampu memelihara sikap seperti ini, saya yakin Liverpool akan melaju lebih dajuh dari pencapaian yang terakhir dicapai mereka pada edisi Liga Champions 2007/08. Juara?. Mungkin saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun