Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Soal Persib dan Persebaya yang Tampil Belum Memuaskan

9 April 2018   09:13 Diperbarui: 9 April 2018   09:24 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bonek kecewa, manajemen harus waspada I gambar : bola

Dua tim dengan dukungan basis suporter yang cukup besar, Persib Bandung dan Persebaya Surabaya menuai hasil berbeda dalam laga pekan ke-3 Liga 1 Indonesia. Persib Bandung menang atas Mitra Kukar 2-0, sedangkan Persebaya di kandang sendiri harus menelan kekalahan dari tamunya, Barito Putera 1-2. Namun dibalik dua hasil yang berbeda tersebut harus diakui bahwa dua tim ini masih belum tampil maksimal atau kurang memuaskan.

Apa alasannya?. Kita terlebih dahulu membahas tentang Persib. Meskipun menang atas Mitra Kukar, namun harus diakui bahwa kemenangan Persib itu terasa hambar karena gol yang tercipta bukan berasal dari skema permainan tim yang cantik namun berasal dari skema bola mati.

Striker baru Persib, Jonathan Bauman mencetak gol di menit ke-53 sekaligus gol perdananya memanfaatkan kemelut setelah tendangan penjuru disusul dengan tendangan bebas pemain asal Korea, Oh in-Kyun di menit ke-61.

Pelatih Mario Gomez, sepertinya ingin Persib dapat memainkan bola dari kaki ke kaki dan juga memanfaatkan kedua sayap dalam diri Supardi Nasir dan Gonzali Siregar dalam skema 4-4-2, namun terlihat Persib cenderung tampil terlalu ofensif dan monoton dan gampang dibaca.

Bola seringkali terputus dari lini tengah ke lini depan. Sedangkan apabila tim lawan sudah tahu cara memutuskan aliran bola dari sisi sayap, maka Persib terlihat kebingungan. Jika diperhatikan, persoalan ini terputus karena belum cukup adaptasi antara para pemain depan Persib.

Gaya main Bauman seperti "menelan" Oh In-Kyun. Kedua pemain terlalu sering salah kaprah menterjemahkan gaya main masing-masing. Oh In-Kyun sebelum kedatangan Bauman mampu bekerja dengan baik di belakang Striker, Ezechiel. Namun setelah kedatangan Bauman, Oh-In Kyun seperti bingung bergerak kemana.

Mario Gomez bekerja keras untuk menaikan performa Persib I Gambar : fourfourtwo
Mario Gomez bekerja keras untuk menaikan performa Persib I Gambar : fourfourtwo
Bauman sejatinya bertugas sebagai duet Ezechiel di dalam skema 2 striker, dan diharapkan agar Oh In-Kyun dapat menjadi Playmaker, namun pada kenyataannya Bauman terlalu jauh turun ke dalam untuk menjemput bola, padahal ada Oh-In Kyun sudah adadisitu. Akibatnya Oh-In Kyun selalu bergerak jauh lebih ke dalam sehingga ketika harus melakukan serangan balik, dukungan bagi lini depan telihat minus di tengah.

Mario Gomez memiliki PR besar untuk dapat memaksimalkan peran kedua pemain ini. Jika terus tidak cocok maka harus ada yang dikorbankan. Memainkan Eka Ramdani mungkin lebih cocok dengan gaya bermain Bauman, jika dirasa Bauman lebih penting dari Oh In-Kyun. Sebaliknya jika ingin memainkan Oh In-Kyun, cadangkan Bauman. Meski disayangkan jika mencadangkan pemain yang digadang-gadang menjadi bintang baru bagi Persib musim ini.

Di sisi lain, Persib patut bergembira karena lini belakang mereka tampil rapi dengan beberapa pemain debutan seperti Ardi Idrus dan Henhen Herdiana yang tampil menjanjikan. Ardi Idrus tampil lugas di sisi kanan sedangkan Henhen Herdiana di sisi kana seringkali melakukan overlap yang mampu membahayakan tim lawan. Kekuatan Persib yang mampu dieksploitasi oleh Gomez pada pertandingan ini.

************

Bagaimana dengan Persebaya?. Kekalahan dari Barito Putera menggambarkan masalah Persebaya sebenarnya musim ini yang belum terselesaikan oleh pelatih Alfredo Vera yaitu Lini depan yang kurang tajam.

Begitu banyak peluang yang diciptakan oleh Persebaya sepanjang 90 menit hanya mampu dikonversi menjadi satu gol saja. Sedangkan tim asuhan Jacksen Tiago mampu mencetak dua gol yang menurut Vera disebabkan karena Barito tampil pintar. Barito mampu memanfaatkan kelengahan Persebaya ketika menyerang dengan serangan balik cepat yang mematikan.

Da Silva masih belum tajam di Persebaya I Gambar : bola
Da Silva masih belum tajam di Persebaya I Gambar : bola
Memainkan 4-3-3, Viera berharap banyak pada Pahabol dan Osvaldo Haay yang mengapit Da Silva sebagai target man. Namun lini depan Persebaya ini sering sekali membuang peluang-peluang yang dikreasi dengan cantik oleh Robertino atau Nelson Alom dari lini tengah.

Kedua pemain (Haay dan Pahabol) memiliki kecepatan, tetapi persoalannya mereka masih terlalu sering egois dalam memainkan bola. Bola sering mati sebelum dialirkan ke rekan setim mereka. Sedangkan Da Silva juga belum bisa membuktikan kemampuannya hingga pertandingan ini.

Di dalam situasi ini, Vera juga mengalami kebingungan, karena tidak ada striker yang memiliki karakteristik sebagai target man murni seperti Da Silva di bangku cadangan. Mencoba memasukan Ricky Kayame di babak kedua Vera hanya menambah pemain cepat yang tumpul saja di depan. Pemain Persebaya lebih banyak berlari-lari tanpa tujuan daripada membahayakan gawang Barito.

Solusinya, Persebaya sepertinya harus berpikir cepat untuk mencari target man baru seperti Da Silva tetapi lebih tajam dan lebih berbahaya. Karena jika dibandingkan dengan tim seperti Persija yang juga memainkan 4-3-3, Persebaya  sudah tangguh di sisi sayap dan lini tengah, hanya pembedanya Persija memiliki seorang Simic dan Persebaya belum memiliki pemain seperti itu.

Bonek kecewa, manajemen harus waspada I gambar : bola
Bonek kecewa, manajemen harus waspada I gambar : bola
Penyerang cadangan seperti Kayame dan Rishadi Fauzi memiliki tipe yang berbeda, yang akan sulit beradaptasi dengan skema seperti ini. Kayame dan Fauzi memiliki kecepatan, tetapi kemampuan berduel dengan bek yang lebih besar, menyundul bola udara dan menciptakan ruang kosong bagi penyerang lain, mereka masih cukup lemah. Padahal dalam strategi ini, pemain dengan tipe seperti ini sangat dibutuhkan.

Memaksa pemain bertipe sama bermain secara bersamaan ini, membuat mereka hanya berlari-lari saja di lapangan. Karena itulah tidak heran seusai pertandingan Bonek meneriakan ketidakpuasan mereka dan mengatakan bahwa permainan Persebaya seperti bermain tanpa pola.

*******

 Liga 1 baru menyentuh pekan ke-3, Gomez dan Vera masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki tim  untuk lebih baik lagi. Tetapi yang perlu diingat Persib dan Persebaya memiliki standar yang begitu tinggi bagi performa tim, meski masih terlalu jauh, tetapi jika tak mampu memperbaiki performa tim kedua pelatih bisa saja akan cepat didepak oleh manajemen dengan dukungan bobotoh dan bonek yang tidak akan puas jika timnya hanya bisa bermain standar seperti kemarin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun