"Gooollll....." . Ronaldo kembali menceploskan bola ke gawang Buffon, tiga menit setelah gol Casemiro. Pendukung Madridista mulai berdiri dari kursi mereka. Wajah Obe sudah terlihat putus asa.
"Ampi...ayo pulang..." ajak Obe dengan suara pelan.
Ampi berpura-pura tidak mendengar. Tak seberapa lama, Asensio mencetak gol keempat Madrid.
"Horeee....." teriak Ampi spontan. Tiba-tiba Ampi tersadar, wajahnya dipalingkan ke Obe.
"Ayo...pulang.....!!" kali ini Obe berteriak cukup keras.
Wajah mereka, masih saling bertatap-tatapan.
"Obe...saya ingin menyaksikan Madrid mengangkat Piala, ini sejarah kami....." kata Ampi memelas.
"Apaaaa........???" . Obe tak percaya.
Pilihannya cuma dua bagi Obe. Pulang dengan Ampi yang berarti tak perlu berjalan kaki di pagi yang hampir subuh, atau harus menahan sakit hati tetap di kafe tapi melihat Madrid mengangkat si Kuping lebar, piala yang diidamkan Obe cukup lama.
"Sudahhh....aku pulang sendiri saja....." ujar Obe sambil berlalu.
Ampi terpaku. Untuk pertama kalinya dia berani menolak permintaan Obe.Â