"Apa yang dia telah buat untuk daerah kita. Bukannya dia selama ini hanya "tidur"?". Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sering saya dengar, saya baca dari diskusi atau perdebatan tentang calon kepala daerah antar masing-masing pendukung calon.
Perdebatan itu semakin seru jikalau sang calon memang ternyata belum banyak berbuat, maka mulailah dicari banyak cara yang akhirnya bukan mengungkapkan kemampuan calon yang dia dukung, namun mulai menyerang kelemahan calon lain.
Intinya tetap sama. Memang selama ini sang calon memang  tidur, dan ketika bangun tidur, dia sekarang berpikir dia telah pantas menjadi kepala daerah ini. Aneh.
Cerita ini mengingatkan saya ketika saya berkunjung ke Suaka Koala Terbesar di dunia, di Brisbane, Australia. Cerita ini sudah saya tuliskan di tulisan berjudul Menariknya "Lone Pine Koala Sanctuary", Suaka Koala Terbesar di Dunia.
Selama beberapa jam saya mengamati tentang tingkah laku Koala. Tiba-tiba terdengar bunyi "Uuuuuu..." dari salah satu Koala, yang menggosok-gosokan dadanya ke batang pohon yang sedang dipeluknya. Sangat jarang tingkah Koala ini saya dapati di tempat ini.
Setelah bertanya kepada salah satu petugas di Lone Pine, saya akhirnya mendapat penjelasan tentang apa yang sedang dilakukan oleh Koala ini.
Koala itu sedang mengekspresikan kekuatannya bahwa dia berkuasa di wilayah pohon Eukaliptus itu. Kekuatannya bukan saja melalui suara yang dia perdengarkan, tetapi melalui luka yang ada di dadanya ketika dia menggosokan tubuhnya di pohon. Semakin tanda di dada itu muncul, semakin Koala itu tersakiti maka akan semakin dihormati.
Politik Koala.
Cara ini mungkin terlihat menarik dan mengagumkan, namun jika kembali ke keseharian Koala maka bisa terlihat kontras. Koala itu tidur selama 18 sampai 20 jam dalam sehari. Karena Koala tidur 20 jam, Koala hanya mempunyai 4 jam aktif untuk mencari makanannya dan mempertahankan wilayahnya. Koala lebih banyak tidur.
Tidak bisa dipungkiri banyak calon pemimpin yang tanpa disadari menggunakan politik Koala ini.
Pertama, calon pemimpin yang lebih senang berteriak daripada berbuat, berteriak untuk kepentingannya sendiri. Berteriak untuk menunjukan bahwa dia berkuasa. Calon pemimpin yang lebih senang untuk menjelekan kepemimpinan orang lain daripada memikirkan solusi untuk daerahnya. Calon pemimpin yang lebih senang mencari perhatian dengan membuat sensasi.