Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diskusi Singkat Soal "Student Loan" di BLK Australia

25 Maret 2018   18:31 Diperbarui: 25 Maret 2018   19:20 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika berita tentang Presiden Presiden Joko Widodo yang meminta perbankan untuk mengeluarkan produk finansial baru berupa kredit pendidikan atau student loan mengemuka, berbagai pertanyaan tentang ide ini mulai muncul.

Siapa penerima program student loan ini?. Apakah program ini akan bernasib sama dengan pinjaman-pinjaman lainnya yang susah dikontrol? Lalu apa sanksinya, jika tidak mampu mengembalikan dana tersebut?, dan banyak pertanyaan lain yang tentu sudah disiapkan jawabannya oleh berbagai pakar, terutama dari Perbankan.

Saya mencoba melihat dari sisi lain, ketika program student loan ini sempat menjadi topik diskusi ketika saat saya terlibat dalam program studi banding  di salah satu Balai Latihan Kerja (BLK) di Australia, TAFE, khususnya di TAFE Queensland beberapa waktu lalu.

TAFE Skillstech I Dokpri
TAFE Skillstech I Dokpri
 Seperti yang dikatakan oleh Jokowi, bahwa banyak negara barat, termasuk Australia yang sangat concern untuk memberikan kredit pendidikan pada siswa mereka, termasuk TAFE. Meski belum terlalu digali lebih dalam, namun prinsip dari Student Loan ini dari segi pembayaran ada dua macam.

Pertama, peserta latih boleh belum membayar biaya pelatihan dalam jumlah tertentu. Kedua, membayar sejumlah biaya pendidikan di depan dan boleh membayar biaya sisanya sesudah pelatihan dalam jangka waktu yang ditentukan bersama.

Sebagai informasi, BLK-BLK di Indonesia baik milik pusat apalagi daerah belum mengenal sistim seperti ini karena semua biaya pelatihan masih disupport pemerintah, bahkan diberikan fasilitas dan biaya transport.

Saya lalu berdiskusi singkat dengan SM, salah satu instruktur di TAFE Queensland.

A : Arnold

SM : Instruktur TAFE

A : "Apa perbedaan yang terlihat di siswa ketika TAFE memilih untuk menggunakan Student Loan, daripada disupport sepenuhnya oleh pemerintah" tanya saya membuka diskusi kami soal student loan.

SM :" Banyak hal, namun sebagai instruktur, saya lebih melihat dari segi komitmen. Peserta latih, akan lebih serius mengikuti pelatihan, ketika ikut membayar pelatihan itu. Jikalau gratis, seringkali peserta pelatihan menjadi tidak disiplin dan tidak berkomitmen".

A : "Apakah ada dampak lainnya, terutama berkaitan dengan manajemen dan instruktur?"

SM : "Tentu saja. Jika siswa didik di TAFE membayar (meski melalui pinjaman), maka secara langsung dan tidak langsung lembaga pelatihan (BLK) akan terdorong untuk memberikan pelayanan dan pelatihan yang semakin berkualitas dan terupgrade.

Mengapa demikian?. Pertama, jika gratis, biasanya peserta didik tidak diajar untuk lebih kritis terhadap kualitas pelatihan yang didapatkan, efeknya si instruktur juga tidak didorong untuk meningkatkan kualitas mereka. Namun ketika siswa membayar, siswa "sangat" berhak untuk memberi masukan mengenai kualias instruktur.

Kedua, lembaga pelatihan mendapatkan sumber dana melalui student loan, yang bisa digunakan untuk meningkatkan fasilitas kami.

A : Apakah ada kesulitan dari segi pembayaran kembali student loan?

SM : Tentu saja. Namun perlahna-lahan ini ternyata mengubah gaya kerja kami, untuk memastikan bahwa lulusan kami adalah lulusan terbaik yang dapat digunakan di Industri. Semakin cepat mereka direkrut untuk bekerja, semakin cepat pembayaran kembali biaya yang mereka pinjam tersebut.

Sebagai informasi, unit-unit di sini bergerak cepat untuk membangun networking dengan pihak industri, agar lulusan dipastikan untuk dapat bekerja kembali.

BLK bisa digunakan untuk trial program Student Loan

Di bengkel Kayu I Dokpri
Di bengkel Kayu I Dokpri
Melihat bagaimana TAFE bekerja, maka bisa saja pemerintah memikirkan untuk terlebih dahulu mencoba program student loan di BLK-BLK yang ada.

Ada beberapa faktor yang mendukung. Pertama, waktu pelatihan di BLK yang tidak terlalu lama. Lama program rata-rata 1 - 6 bulan. Ini bisa berarti bahwa dana ini juga bisa dikembalikan dalam waktu yang cepat.

Kedua, biaya yang dikeluarkan untuk siswa juga tidak terlalu besar. Ini berkaitan dengan beban bayar yang akan dikenakan nanti.

 Ketiga, dalam beberapa tahun ini, BLK semakin diprioritaskan untuk menghasilkan tenaga terampil yang siap digunakan di Industri. Ini berarti, bahwa peluang kerja semakin besar, dan peluang pengembalian dana kredit pendidikan itu semakin bisa dilakukan.

Jika ini dapat dilakukan, saya juga berharap kualitas-kualitas BLK yang ada juga dapat semakin ditingkatkan dan semakin berkualitas baik dari segi sarana prasarana maupun dari segi kualitas pelatihan.

Student loan di BLK?. Bisa dicoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun