Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Soal Mandeknya Keran Gol Super Simic

24 Maret 2018   16:03 Diperbarui: 25 Maret 2018   11:07 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat pertandingan pembukaan Liga 1 Indonesia antara Bhayangkara FC melawan Persija Jakarta yang berlangsung Jumat (23/3/2018), saya yakin mata pecinta bola terfokus pada sosok seorang Marko Simic. Penyerang asal Kroasia yang baru pertama kali merumput di Liga 1 Indonesia ini memang menarik perhatian khalayak bola tanah air.

Bersama Macan Kemayoran, Simic tampil hebat di pertandingan pra musim, khususnya di turnamen Piala Presiden 2018. Di Piala Presiden, Simic menjadi top scorer dengan torehan 11 gol jauh unggul dari pemain tim lain.

Atas penampilannya itu, julukan Super Simic didapatkan oleh Simic. Simic memang super. Mengingat penampilan Simic di Piala Presiden lalu, kita seperti sedang menyaksikan pertunjukan akrobat dengan berbagai aksi yang tak biasa kita saksikan.

Simic mampu mencetak gol dari sundulan kepala, tendangan kaki kiri dan kaki kanan dengan berbagai gaya. Lewat skema umpan pendek, tendangan sudut, tendangan penalti, tendangan bebas jarak jauh atau dengan gaya salto sekalipun.

Peluang sekecil apapun akan menjadi gol di kaki Simic, 11 gol menjadi buktinya dan lebih daripada itu,  parade gol yang dicetak Simic sangatlah menghibur.  Karena reputasi inilah, ekspektasi terhadap penampilan Simic membumbung tinggi.

Namun sayang, yang terlihat di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) saat jumpa Bhayangkara FC berbeda dari harapan pecinta bola. Umpan matang lewat crossing  dari sisi kiri dan kanan pertahanan Bhayangkara FC dibuang sia-sia oleh Simic.

Di beberapa kesempatan kita lihat  tandukan Simic jauh dari sasaran, tidak mengenai bola, bahkan terlalu lemah. Kakinya pun demikian, tidak mematikan seperti biasanya. Bola yang ditendang Simic bahkan lebih memilih mengarah ke langit Stadion GBK  daripada ke gawang Bhayangkara.

Satu-satunya peluang bagus dari Simic  melalui tendangan keras di penghujung pertandingan malah dapat ditepis dengan mudah oleh Awan Setho, kiper muda yang memang tampil gemilang pada pertandingan itu. Skor kacamata bertahan hingga akhir pertandingan.

Kegagalan mencetak gol membuat Simic sudah gagal mencetak gol dalam 270 menit pertandingan bersama Persija.  Selain melawan Bhayangkara FC, Super Simic juga gagal mencetak gol saat melawan klub Vietnam, Song Lam Nghe An FC, baik kandang maupun tandang, dalam penyisihan Grup H Piala AFC 2018.

Ada yang membuat Simic mandul?

Sepanjang pertandingan, komentator di Televisi dengan bercanda menyebut salah satu faktor utama dari kegagalan Simic adalah kurangnya, pomade. Simic rambutnya kurang kaku dan berkilau, sehingga penampilannya kurang mengkilap. Aha, bisa saja.

Namun jika dicermati, memang ada beberapa hal yang secara teknis maupun non teknis mempengaruhi performa Simic di pertandingan melawan Bhayangkara FC.

Marko Simic dijaga ketat I Gbr: Bolasport
Marko Simic dijaga ketat I Gbr: Bolasport
Pertama, gaya main Simic di Persija yang sudah dipelajari oleh pelatih lawan. Asumsinya adalah keberhasilan Simic banyak mencetak gol di Piala Presiden karena belum mempelajari strategi Persija ketika memainkan Simic.

Simic adalah tipikal striker yang suka bergerak ke mana-mana. Cara bermain Simic sangat berbeda dengan tipikal striker berbadan besar yang sering dijadikan target man.Target Man lebih suka menunggu bola, beroperasi di kotak penalti saja, anti strateginya adalah zona marking namun Simic tidaklah demikian.

Di Piala Presiden, kesebelasan lawan yang berusaha memainkan zona marking pasti keteteran menjaga Simic. Hasilnya, Simic bisa beberapa kali mencetak gol dari tendangan keras dari luar kotak penalti ketika sering mendapatkan ruang kosong.

Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy cukup  berhasil memahami ini. Selain menugaskan Vujovic untuk menjaga Simic ketika berada di dalam kotak penalti, McMenemy juga menugaskan gelandang bertahan asal Korea, Le Yu Jun mengikuti Simic ketika Simic mulai bergerak liar keluar kotak penalti.

Terlihat ketika Teco, mulai menarik Simic keluar, dan mendorong Addilson Alves ke dalam kotak penalti, hasilnya sia-sia. Simic dipepet Yu Jun, Simic tak berdaya.

Kedua, ketidakhadiran Novri Setiawan dan Rezaldi Hehanussa mempengaruhi agresivitas Persija. Sejatinya Simic akan "berpesta" ketika elemen sayap Persija mulus bergerak.

Biasanya, Riko Simanjuntak di sayap kanan, Novri Setiawan di sayap kiri rajin menyisir sisi sayap hingga melepaskan umpan matang untuk Simic. Ditambah dengan Ismed Sofyan dan Rezaldi Hehanussa yang aktif bergerak juga ikut naik membantu penyerangan.

Namun kemarin, pergerakan yang diimpikan itu pincang. Novri dan Rezaldi harus absen karena sakit. Addilson di posisi Novri memang tampil cukup baik, namun sangat berbeda dengan karakteristik seorang Novri. Addilson lebih berkarakter penyerang sayap, sedangkan Novri seperti sayap murni. Addilson lebih banyak menendang bola ke arah gawang, sedangkan Novri lebih senang mengumpan.

Kehilangan Rezaldi juga terasa. Dani Saputra sebagai pengganti Rezaldi cukup baik bertahan, namun tidak sama baik ketika menyerang seperti Rezaldi. Di Piala Presiden, Rezaldi selain mampu mengumpan dengan akurasi tinggi juga mampu melepaskan tendangan dari luar kotak penalti yang berbahaya.

Sebenarnya masih ada Riko Simanjuntak yang tampil baik tadi malam. Namun seorang Riko tak cukup menambal lubang yang kosong itu. Bhayangkara FC bahkan ketika melihat potensi Riko, melakukan penjagaan ketat terahdap sayap mungil ini. Hasilnya Riko memang akhirnya kelelahan.

Tanpa kehadiran kedua pemain ini, pasokan bola untuk Simic tidaklah cukup. Berharap masuk dari lini tengah namun Rohit Chand dan Ramdani masih terlalu repot menjaga pergerakan Paulo Sergio dan Hargianto di pihak Bhayangkara FC daripada mengumpan untuk Simic.

Solusi untuk Persija

Seusai pertandingan, Stefano "Tego" Cugurra berkomentar singkat soal penampilan ."Simic sudah bekerja keras di dalam pertandingan. Ini situasi dari penyerang kadang mencetak gol, dan kadang tidak," kata Teco.

"Semua di dalam tim harus mendukung Simic karena dia punya kualitas bagus dan semua pemain sudah melihat permainan dia," ujar tambah Teco.

Dari pernyataan Teco, tersirat bahwa pelatih asal Brasil ini sudah mengetahui permasalahan yang dialami Simic. Persija sebagai tim harus mencari cara untuk dapat mengisi kekosongan terutama "pasokan" bola yang cukup bagi Simic.

Ada dua hal yang bisa dilakukan oleh Persija. Pertama, mencari tambahan pemain sayap sekelas Riko dan Novri. Ketika Addilson dibeli, diperkirakan Persija akan memainkan 4-4-2 dengan menduetkan kedua pemain atau membuat Addilson sebagai back up dari Simic.

Ternyata tidak, Addilson dipaksa bermain lewat sayap, apalagi ketika Novri sakit. Addilson jelas tidak efektif di posisi ini. Persija harus menggunakan kesempatan transfer pemain untuk mencari pemain sayap, meski resikonya adalah Addilson harus menumpuk dengan Bepe menjadi pengganti Simic.

Namun dengan tambahan pemain sayap murni, maka pasokan bola untuk Simic tetap terjaga, dan Simic bisa kembali tajam.

Kedua, rotasi Simic secara cerdas. Simic bisa saja secara fisik terganggu. Simic terus dimainkan secara full dalam beberapa pertandingan. Kebijakan rotasi bukan saja akan membuat Simic kembali mendapatkan fisik yang bugar kembali, tetapi juga membuat lini depan akan kompetitif.

Bisa saja ketika mengistirahatkan Simic, Addilson bahkan Bepe akan tampil gemilang dan mencetak gol. Di Liga, tujuan akhirnya bukan membuat Simic tajam lagi, namun membuat Persija mencetak gol dan menang. Itu lebih penting.

Banyak klub besar, yang mengakali penampilan menurun pemain bintangnya dengan mengistirahatkan pemain itu sebentar, dan hasilnya juga moncer. Persija bisa mencobanya.

Semoga Simic kembali tajam, karena sekali lagi Simic itu menghibur.

Referensi : 1

Simak tulisan lain saya entang Marko Simic:

Marko Simic dan Krisis "Target Man" Indonesia di Piala Presiden 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun